- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
- Lihat Potensi Besar Keberhasilan Program bagi Pemuda, Pj Bupati Nagan Raya Dukung Penuh AMANAH
- Waspadai Provokasi dan Propaganda Kelompok ULMWP Demi Kumpulkan Massa, Papua Sepenuhnya Bagian NKRI
- Waspadai Adanya Mobilisasi Massa dari Aksi Kelompok ULMWP
- Jaga Persatuan Pasca Pemilu, Mayday 2024 Harus Berlangsung Kondusif
- Home
- Gaya Hidup
- Memutus Nalar Jahat Radikalisme
Nalar radikalisme yang ingin mendirikan khilafah masih hidup di benak para anggotanya. Nalar sangat sulit dideteksi dan dibasmi kalau tidak dengan secara serius dan terus menerus. Kita boleh bergembira dengan pembubaran HTI, tapi tugas kita belum selesai, masih banyak HTI-HTI lain yang berkeliaran.
Nalar radikalisme yang selanjutnya bisa melahirkan aksis teror, yakni menganggap orang/pihak lain kafir dan halal darahnya sehingga harus dimusnahkan, masih terus ada dan mungkin masih berkeliaran di sekitar kita. Sama dengan kelompok Khawarij, secara kelembagaan sudah musnah berabad-abad yang lalu, tapi nalar Khawarij: kaku; mau benar sendiri; tekstualis; menegasikan orang lain, masih hidup sampai sekarang.
Tugas kita dalam konteks ini adalah berupaya terus menerus untuk memutus mata rantai nalar radikalisme itu. Nalar yang tidak mengakui pluralitas; tidak menghargai pihak lain; tidak mengakui hukum manusia sebagai pegangan bersama; berusaha untuk mengubah sistem negara yang sudah disepakati; menegasikan orang/pihak lain, harus sedini mungkin diputus.
Nalar seperti ini masih banyak dijumpai di media sosial, bahkan dengan bebas dan riangnya mereka mengampanyekannya. Nalar dan paham seperti inilah yang harus diberantas bersama-sama.
Ibarat akar yang menghujam ke dasar tanah itu nalarnya. Menumbangkan pohon, tentu tidak berhenti hanya memotong batangnya saja, tapi harus mengikis dan membongkar akar-akarnya juga. Karena boleh jadi, sisi batang pohon ini masih bisa menumbuhkan cabang batang pohon lagi.
Nalar-lah yang mengarahkan manusia. Nalar kebencian, akan melahirkan tindakan kebencian. Nalar kekerasan, akan melahirkan tindakan kekerasan. Begitu juga, nalar perdamaian, akan melahirkan tindakan yang membawa kedamaian. Nalar ibarat mesin yang bersifat abstrak yang tertanam di alam sadar manusia. Alam bawah sadar ini baik bersifat personal, yakni individu manusia, maupun bersifat kolektif, yakni masyarakat.
Untuk itu, membasmi radikalisme tidak bisa hanya dengan melawan perwujudannya saja, tetapi harus memutus sumber dan akarnya, yakni nalar yang terpatri di benak manusia. Sebab, jika radikalisme itu ibarat kue, maka nalar yang ada di benak ibarat tuangan kue. Memperbaiki atau menghancurkan kue, tidak bisa hanya sekadar berhenti pada kue, tetapi harus masuk kepada tuangan kue. Sebab bagus dan buruknya kue tergantung dari model tuangannya.
Lalu bagaimana cara memutus nalar radikalisme?
Cara pertama adalah menggeser nalar dari al-hakimiyah al-ilahiyah (Tuhan adalah hakim/pembuat hukum) menuju al-hakimiyah al-basyariyah (manusia sebagai pembuat hukum). Implikasinya, tidak ada lagi yang mengklaim, bahwa ini sistem thagut, itu sistem kafir, ini berhala besar yang harus ditumpas.
Cara kedua, dekonstruksi makna jihad fi sabilillah, bahwa jihad bukan hanya terbatas pada perang dan permusuhan, melainkan jihad adalah totalitas hidup. Jihad bukan mati dijalan Allah, melainkan hidup damai di jalan Allah.
Pemutusan nalar ini tentu butuh kerjasama, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Kerja kolektif dengan partisipasi semua lapisan masyarakat adalah pra-syarat melakukan pemutusan nalar radikalisme ini. Proses dekonstruksi dari nalar kekerasan menuju nalar perdamaian butuh keaktifan semua lini, pemerintah, ormas, masyarakat, semuanya harus bahu-membahu demi Indonesia damai.
Oleh: Yoga Utama (Blogger/Mahasiswa Ilmu Sosial dan Politik UBK)
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 887 Kali