Pemerataan Ekonomi Makin Nyata Lewat Pemberdayaan UMKM

Berita5 Views

BERITAJABAR.ID,  Jakarta – Pemerintah terus menggenjot upaya pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai pilar penting dalam pemerataan ekonomi. Dalam berbagai kesempatan, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menekankan pentingnya meningkatkan kualitas dan kapasitas usaha kecil melalui berbagai program strategi.

Menteri Maman menjelaskan bahwa banyak usaha mikro dan kecil yang sudah memiliki produk unggulan, tetapi mengalami kesulitan dalam mengembangkan usaha secara lebih besar. Sistem waralaba dianggap sebagai jalur yang tepat untuk membantu mereka memperluas pasar, dengan cara yang lebih efisien dan terukur.

“Bisnis franchise ini bisa menjadi jembatan yang efektif agar mereka bisa berkembang dan tumbuh lebih besar,” ujar Maman.

Namun menurut Maman, penerapan waralaba harus dilakukan dengan hati-hati. Usaha mikro yang ingin berkembang melalui sistem waralaba harus memiliki fondasi yang kuat, baik dari sisi manajemen maupun kualitas produk.

“Kuncinya adalah penguatan fundamental usaha. Jangan sampai usaha belum siap tapi sudah masuk sistem franchise,” tambahnya.

Strategi pemerintah dalam memberdayakan UMKM juga mencakup peningkatan rasio kewirausahaan nasional, yang saat ini baru mencapai 3,1 persen. Pemerintah menargetkan angka ini dapat meningkat menjadi 3,6 persen pada tahun 2029.

Melalui berbagai inisiatif, termasuk kemitraan melalui waralaba, diharapkan jumlah pelaku wirausaha semakin bertambah, yang pada gilirannya akan memperkuat perekonomian rakyat Indonesia.

Data terbaru menunjukkan bahwa sektor waralaba mengalami pertumbuhan yang positif, dengan angka kenaikan mencapai 5 persen pada tahun 2024. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian target kewirausahaan nasional dan mempercepat pemerataan ekonomi.

Selain fokus pada pengembangan UMKM, pemerintah juga memperhatikan keseimbangan dalam sektor ritel modern. Menyanggapi kekhawatiran mengenai maraknya minimarket modern seperti Indomaret dan Alfamart, pemerintah menegaskan tidak mempersoalkan ekspansi ritel besar tersebut.

“Yang penting adalah bagaimana minimarket modern bisa mengakomodasi produk-produk lokal dari UMKM,” tegas Maman.

Ia menyatakan bahwa tujuan utama pemerintah adalah memastikan pemerataan peluang bagi pelaku UMKM di tengah ekspansi peritel besar.

“Kami tidak ingin ada pihak yang dirugikan dalam persaingan ini. Peritel besar dan UMKM harus bisa saling mendukung,” lanjutnya.

Ini menunjukkan bahwa keinginan UMKM dan peritel besar bisa berjalan berdampingan, saling menguntungkan dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang lebih inklusif.

Keterlibatan korporasi dalam mendukung UMKM juga semakin terlihat dalam sinergi antara sektor korporasi dan usaha kecil. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi), Ingrid Kansil, mengungkapkan bahwa kolaborasi antara korporasi dan UMKM adalah kunci untuk memperkuat perekonomian nasional yang berdaya saing global.

“UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional yang berperan besar dalam menjaga ketahanan dan pemerataan ekonomi Indonesia,” ujar Ingrid.

Lebih jauh lagi, keberhasilan UMKM di Indonesia bukan hanya karena produk-produk unggul mereka, tetapi juga karena keterlibatan berbagai pihak, termasuk lembaga keuangan dan perusahaan besar. Melalui sinergi ini, diharapkan UMKM dapat semakin berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Langkah strategis ini juga didukung oleh lembaga penjaminan seperti PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), yang memperkuat perannya dalam mendukung pertumbuhan UMKM. Dengan catatan penjaminan mencapai Rp186,76 triliun hingga September 2025, Jamkrindo menjadi mitra penting dalam memperluas akses UMKM terhadap permodalan yang mereka butuhkan untuk tumbuh dan bersaing.

Secara keseluruhan, pemberdayaan UMKM merupakan langkah konkret yang diambil pemerintah untuk mendorong pemerataan ekonomi. Melalui dukungan berbagai sektor, termasuk kemitraan dengan korporasi, penguatan produk lokal, dan akses permodalan yang lebih mudah, dampak pemerataan ekonomi semakin terasa di masyarakat.

(*/rls)