MBG dan Kopdes Merah Putih Bukti Nyata Komitmen Prabowo-Gibran Bangun Investasi Desa

Berita1 Views

BERITAJABAR.ID,  Jakarta – Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka telah menunjukkan keseriusan dalam memperkuat fondasi ekonomi desa. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih menjadi dua kebijakan yang dinilai mampu menghadirkan peluang baru bagi desa untuk tumbuh sebagai pusat produktivitas dan investasi.

Di berbagai daerah, implementasi MBG mendorong peningkatan aktivitas produksi lokal, sementara Kopdes Merah Putih memperluas akses pembiayaan dan pengembangan usaha desa. Sinergi keduanya menampilkan arah kebijakan yang menempatkan desa sebagai motor pembangunan ekonomi nasional.

Ketua Advokasi Persaudaraan Tani-Nelayan Indonesia (PETANI), Tunjung Budi Utomo, menilai Program MBG yang digagas Presiden Prabowo Subianto tidak hanya berfungsi sebagai upaya penyediaan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga telah menjadi penggerak utama perekonomian rakyat kecil di berbagai daerah.

“Program MBG tidak sekedar memastikan anak-anak mendapat gizi seimbang, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi menengah masyarakat ke bawah,” ungkapnya.

Menurutnya, program ini bersifat inklusif dan partisipatif, melibatkan berbagai elemen masyarakat mulai dari koperasi desa, petani, nelayan, hingga pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Pernyataan itu sekaligus menepis anggapan bahwa program MBG hanya menguntungkan pihak tertentu saja.

“Setiap bahan pangan yang digunakan dalam program ini berasal dari rakyat sendiri, dari beras, sayuran, ikan, telur, hingga makanan rumah tangga. Inilah bentuk nyata ekonomi kerakyatan yang berputar di tingkat lokal,” jelasnya.

Lebih jauh lagi, Tunjung menilai koperasi desa berperan penting sebagai penghubung antara petani dan konsumen, sehingga keberadaan MBG memberikan kepastian pasar berkelanjutan bagi sektor pertanian dan perikanan rakyat. Dampaknya terasa nyata, seperti pendapatan meningkat, kapasitas produksi bertambah, standar kualitas pangan membaik, dan lapangan kerja baru terbuka.

“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Prabowo, MBG menghadirkan efek berganda di sekitar dapur rakyat. Kini semakin banyak masyarakat yang bisa bekerja dan berdaya di lingkungannya sendiri,” ujarnya.

Ia menjelaskan, dampak ekonomi MBG dapat dilihat melalui tiga efek utama. Pertama, efek produksi, di mana petani dan nelayan mendapatkan kepastian pasar. Kemudian, efek didistribusikan, karena koperasi dan pelaku logistik lokal ikut bergerak. Selanjutnya, efek konsumsi, di mana keluarga penerima manfaat terbantu karena pengeluaran untuk makan anak berkurang, sehingga daya beli meningkat.

Di samping dampak positif tersebut, Tunjung juga menyinggung tentang pembukaan lapangan kerja yang dihasilkan. Misal dari program MBG, lapangan kerja baru bagi juru masak, tenaga logistik, hingga pekerja harian yang terlibat dalam penyediaan makanan bergizi.

“Setiap rupiah yang dikeluarkan negara melalui MBG kembali berputar di tangan rakyat. Ini bukan bantuan sosial, melainkan sirkulasi ekonomi rakyat yang nyata,” tegas Tunjung.