BERITAJABAR.ID, Sukoharjo – Pemerintah kembali menunjukkan keberhasilannya dalam menyelamatkan strategi industri nasional. PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), perusahaan tekstil kebanggaan Indonesia, akan segera kembali beroperasi berkat dukungan penuh dari pemerintah melalui fasilitasi pengambilalihan oleh investor baru.
Langkah penyelamatan ini menjadi angin segar bagi lebih dari 10.000 eks pekerja Sritex, yang sebelumnya terdampak akibat kebangkrutan perusahaan pada Oktober 2024. Kini, harapan untuk kembali bekerja dalam waktu dekat semakin nyata.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa proses pengambilalihan telah selesai secara tuntas, sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam melindungi dunia usaha dan tenaga kerja.
“Sudah clear, Sritex sudah clear, nggih. Sudah, sebentar lagi operasional,” ujarnya dengan optimis.
Dukungan juga datang dari dunia usaha. Wakil Sekretaris Apindo Solo, Sri Saptono Basuki, menyampaikan apresiasi terhadap langkah cepat pemerintah pusat yang mengawal proses ini hingga tuntas. Menurutnya, operasionalisasi operasional akan menjaga keberlangsungan aset dan mendorong pemulihan ekonomi daerah.
“Syukur bisa di bulan Mei atau Juni, itu kan jadi bagus buat mereka,” ucapnya.
Lebih lanjut, Basuki menekankan bahwa kebijakan ini akan mencegah kemiskinan massal, dan menciptakan stabilitas iklim usaha yang sehat dan produktif.
“Kalau banyak yang menganggur Apindo juga resah karena iklimnya jadi tidak kondusif,” tambahnya.
Kembalinya Sritex ke jalur produksi bukan sekadar kabar baik bagi para pekerja, melainkan juga membawa efek domino positif terhadap UMKM, sektor perdagangan, hingga transportasi lokal. Pemerintah terbukti sigap mendorong denyut nadi perekonomian masyarakat.
“Ketika mereka punya pekerjaan akan mengangkat daya belilah,” jelas Basuki, menegaskan bahwa langkah ini juga akan meningkatkan daya beli masyarakat secara langsung.
Lebih menggembirakan, investor baru akan menyerap sekitar 10.000 pekerja dari Sritex dan tiga anak perusahaannya. Ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah berhasil menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan pro-rakyat.
Sebagian dari eks buruh telah mulai menandatangani kontrak kerja baru, sebagaimana disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan Yassierli.
“Sedang proses, sudah tanda tangan kontrak,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa proses administrasi kini tengah difinalisasi antara tim kurator dan pemegang saham baru, sebagai bagian dari tata kelola yang transparan dan efisien yang terus didorong oleh pemerintah.
“Produksinya berjalan lancar, itu yang kita harapkan,” imbuh Yassierli, menegaskan bahwa pemerintah mengawal penuh seluruh transisi ini demi memastikan tercapainya jangka panjang.
Dengan proses transisi nasional yang hampir rampung, masyarakat kini menantikan kebangkitan baru dari Sritex sebagai simbol sukses pemulihan industri tekstil di bawah kepemimpinan pemerintah yang visioner dan berpihak pada rakyat.
[edRW]