Evaluasi Program MBG Terus Dilakukan untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Makanan

Berita4 Views

BERITAJABAR.ID, Jakarta, – Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen luar biasa dalam menyukseskan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai upaya strategi meningkatkan kualitas gizi nasional dan mewujudkan generasi sehat.

Sejak diluncurkan pada Januari 2025, program MBG telah menjadi tidak penting dalam agenda pembangunan sumber daya manusia. Pemerintah secara proaktif melakukan evaluasi untuk menyempurnakan pelaksanaan program agar semakin tepat sasaran dan berkualitas tinggi.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa evaluasi besar akan dilakukan pada Juni atau Juli mendatang guna memperkuat efektivitas program. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga kualitas pelayanan pangan bergizi untuk seluruh penerima manfaat.

Sementara itu, Ketua DPR RI, Puan Maharani memberikan dukungan penuh terhadap penguatan standar kualitas dan keamanan makanan yang disalurkan melalui program MBG. Ia menyampaikan bahwa evaluasi adalah bentuk tanggung jawab negara agar pelaksanaan program ini semakin optimal.

“Evaluasi perlu dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan peluang perbaikan. Jika program ini baik, maka pelaksanaannya juga harus terus ditingkatkan agar membawa manfaat maksimal,” ujar Puan.

Untuk menjamin keamanan pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengambil langkah nyata melalui pengujian makanan di 50 lokasi di 22 provinsi. Hasilnya sangat menggembirakan karena sebagian besar sampel makanan telah memenuhi standar keamanan dan kelayakan konsumsi.

Temuan kecil pada uji organoleptik dan mikrobiologi justru mempertegas komitmen pemerintah melalui BPOM untuk terus melakukan pemantauan aktif dan perbaikan menyeluruh guna menjamin makanan yang sehat dan aman bagi seluruh penerima.

Pemerintah juga menunjukkan keseriusan dalam pengelolaan pangan secara efisien dan berkelanjutan. Badan Pangan Nasional (NFA) bekerja keras menekan potensi pemborosan melalui sistem manajemen pangan yang berlebihan.

Berdasarkan data Bappenas, potensi timbulnya sisa pangan dari program MBG yang tinggi tidak menjadi kendala, melainkan pemicu inovasi distribusi dan kolaborasi lintas sektor untuk efisiensi pangan nasional.

Direktur Kewaspadaan Pangan Bapanas, Nita Yulianis tekanan pentingnya manajemen risiko dalam program MBG.

“Kami melihat dua titik penting untuk meningkatkan efisiensi yaitu pada satuan pelaksana dan lokasi penerima manfaat. Pemerintah terus memastikan bahwa setiap pangan bergizi yang disiapkan tepat guna dan tepat sasaran,” tegas Nita.

Dengan langkah-langkah evaluasi berkelanjutan dan penguatan sistem yang dijalankan secara kolaboratif, pemerintah Indonesia membuktikan komitmen serius dalam meningkatkan gizi anak-anak dan ibu hamil melalui Program MBG.

Program ini adalah bukti nyata bahwa negara hadir dalam membangun masa depan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan unggul. [^]

 

[edRW]