MBG Capai 1,5 Juta Penerima, Pemerintah Siap Perluas Cakupan

Berita34 Views

BERITAJABAR.ID, Jakarta, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah memberikan dampak positif bagi lebih dari 1,5 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Program bantuan ini, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui langsung dan pemberdayaan ekonomi, telah menunjukkan hasil yang signifikan sejak diluncurkannya tahun lalu.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa jumlah penerima manfaat program MBG terus meningkat dan nyaris mencapai 1,5 juta orang per hari ini (Rabu, 19 Februari 2025). Angka ini tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia.

“Per hari ini telah mencapai 1,47 juta penerima manfaat di 570 SPPG (satuan pelayanan gizi) di 37 provinsi,” ungkapnya.

Semula pemerintah menargetkan 17,5 juta penerima manfaat hingga akhir tahun 2025. Namun, setelah melihat respon positif masyarakat, Presiden Prabowo Subianto meminta agar target diperbesar.

Program MBG mencakup berbagai bentuk bantuan, seperti subsidi pangan, bantuan modal usaha kecil, serta pelatihan keterampilan bagi masyarakat yang ingin meningkatkan taraf hidup mereka. Menurut data Kementerian Sosial, sebanyak 600 ribu usaha mikro telah mendapatkan modal usaha dari program ini, sementara lebih dari 400 ribu individu telah mengikuti program pelatihan dan pengembangan keterampilan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro), Fitria Muslih mengatakan program MBG diposisikan sebagai investasi untuk mencapai cita-cita Indonesia Emas. Pemerintah juga menggandeng berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan lembaga sosial, untuk memastikan efektivitas program ini.

“Pemerintah perlu memposisikan MBG ini sebagai investasi untuk mencapai Indonesia Emas. Ke depan, pemerintah berencana untuk memperluas cakupan MBG agar lebih banyak masyarakat dapat merasakan manfaatnya” katanya.

Lebih lanjut, Wakil Direktur Eksekutif Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS) Indonesia, Medelina K. Hendytio mengatakan MBG tidak menjadi program yang tersentralisasi. Sebagai negara dengan kondisi geografis yang besar, program-program pemerintah Indonesia akan dilakukan secara partisipatoris dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

“Penanganan MBG akan memanfaatkan institusi ataupun lembaga-lembaga yang selama ini ada, baik di pusat maupun di daerah, seperti Puskesmas kemudian sampai tingkat kelurahan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaannya” ujarnya.

Dengan pencapaian ini, MBG semakin membuktikan kemampuannya sebagai program yang tidak hanya memberikan bantuan secara langsung, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik. Pemerintah berharap inisiatif ini dapat terus berlanjut dan menjadi model bagi program sosial lainnya di masa depan.