- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
- Lihat Potensi Besar Keberhasilan Program bagi Pemuda, Pj Bupati Nagan Raya Dukung Penuh AMANAH
- Waspadai Provokasi dan Propaganda Kelompok ULMWP Demi Kumpulkan Massa, Papua Sepenuhnya Bagian NKRI
- Waspadai Adanya Mobilisasi Massa dari Aksi Kelompok ULMWP
- Jaga Persatuan Pasca Pemilu, Mayday 2024 Harus Berlangsung Kondusif
- Home
- Sekitar Kita
- Masyarakat Tidak Boleh Lengah Waspadai Radikalisme
Radikalisme masih menjadi ancaman besar bagi bangsa Indonesia. Masyarakat dan Pemerintah tidak boleh lengah dalam menyikapi penyebaran radikalisme di Indonesia.
Gembar-gembor online radikalisme memang mulai terasa. Mengapa secara online? Coba lihat perkembangan dunia digital saat ini. Cek apakah beritanya sudah seperti yang seharusnya, atau memang banyak indikasi nyeleneh yang kebanyakan hoax serta berita-berita menyesatkan. Atau coba intip sejumlah jejaring sosial yang memiliki secret group, yang booming karena banyak upaya penjejalan radikalisme yang kian memprihatinkan.
Propaganda-propaganda atas nama keagamaan digulirkan demi mendapatkan sejumlah simpatisan. Yang merasa "terketuk" hatinya mereka bakal berbondong-bondong menuju si pelaku yang merayu. Tapi pernah ga berpikir? Jika kelompok berhaluan kiri itu musnah, atau runtuh mungkin, sama seperti ISIS yang kalah beberapa waktu lalu. Apa akibatnya? Para simpatisan ini kini gigit jari, di negara ISIS tak diakui mau pulang ke kampung sendiri tak mungkin lagi. Lha wong sudah "terpapar" kok? Gampang banget pengen pulang. Memangnya lingkungan kampung halaman punya dia ga takut?
Belum lagi dugaan-dugaan yang dilayangkan kepada mereka (Eks Simpatisan ISIS) jika mereka akan membawa pengaruh negatif lah, atau sedang menyusun kekuatan lah atau alasan lain yang memang perlu dipertimbangkan lagi jika ingin menerima mereka. Kenyataanya memang begitu kan? Orang yang pernah terpapar Radikalisme seolah tersisihkan. Ketakutan-ketakutan akan ikut terpapar inilah yang membuat mereka jadi seperti dikelompokkan.
Berbeda yang telah mengabdikan diri pada radikalisme. Mau bagaimanapun diedukasi, bagi mereka yang benar adalah doktrin-doktrin yang sudah masuk ke dalam kepala. Padahal doktrin-doktrin yang mengatasnamakan agama itu banyak menyimpang dari khitahnya. Lalu, masih ingin berdiam diri melihat aneka fakta yang berpotensi memecah belah negeri?
Generasi muda negeri +62 mah gitu? kecanggihan teknologi ga dipakai untuk menyaring berbagai informasi, namun untuk sekadar selfie dan ajang pamer diri. Padahal jejaring sosial kini banyak memberikan edukasi yang penting terkait radikalisme yang kian membuncah. Kenapa kalangan muda ini dikhawatirkan terpapar? Pasalnya pengakuan atau nilai eksistensi tengah mereka kejar. Rasa bangga hingga jumawa bakal mereka sandang ketika nama mereka dielu-elukan. Namun jika esksistensi itu didapat dari sejumlah kelakuan yang menyimpang? Masih inginkah?
Parameter kemajuan bangsa tentunya berasal dari generasi mudanya. Jika Meraka sebagai garda terdepan negara saja keok sama radikalisme mau jadi apa negara ini? Maka dari itu pemerintah terus gencar melakukan upaya penanggulangan Masalah radikalisme yang berpotensi menjangkiti siapa saja. Bahkan, aparat keamanan sekalipun. Pemerintah tak berhenti bergerak, mereka terus mensosialisasikan aneka himbauan dengan harapan mampu mengedukasi warga negara Indonesia.
Masalahnya Radikalisme ini suka sekali mencari celah untuk masuk yang kemudian menghancurkan tatanan negara perlahan-lahan. Implikasinya ialah meruntuhkan kursi kepemerintahan. Jika status quo negara didapatkan, mereka bakal berjaya. Memerintah seenaknya, lalu bagaimana nasib kita.
Tak peduli seberapa besar perjuangan pemerintah jika tak ada dukungan dari masyarakat percuma saja. Maka dari itu, perlu adanya dukungan untuk menciptakan sebuah sinergitas yang mumpuni untuk menghadapi penyebaran radikalisme ini. Bukan hanya masyarakat sipil, namun warganet aparatur negara dan seluruh warga negara Indonesia wajib berkontribusi. Dalam menyebarkan berita-berita yang benar dan bukan hoax apalagi mengumbar kebencian.
Sudah saatnya lebih aware akan radikalisme ini. Sebab, hal-hal pemicu radikalisme begitu banyak ditemui. Misalnya saja ,sikap yang intoleran, egoistis, hingga menuduh ideologi Pancasila yang telah menaungi Indonesia puluhan tahun tak bersesuaian dengan agama. Lebih parah lagi, radikalisme membuat pelakunya menjadi lebih ekstrimisme. Bahkan, nekat melukai orang lain jika orang lain tak sependapat dengannya, sungguh ngeri!
Berkaca dari pengalaman, Indonesia ialah negara yang besar. Tentunya akan lebih mudah menggalang kekuatan guna melawan Radikalisme. Tak peduli latar belakang, harusnya kita mampu dan bisa membantu radikalisme hingga ke akarnya. Karena radikalisme ialah musuh kita semua. Radikalisme akan merugikan diri kita dan seluruh warga Indonesia. Radikalisme juga akan memperpendek cara berpikir kita, jangan mau dibodohi mereka (pelaku radikalisme). Ayo, buat benteng untuk melawan penyebaran Radikalisme dengan sikap toleransi yang tinggi, juga pemahaman akan ideologi Pancasila. Agar semua lebih aman dan sejahtera Karena ketahanan nasional mampu kita jaga.
)* Penulis adalah pengamat sosial politik
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 890 Kali