Hasil PSU Jadi Akhir Kompetisi dan Awal Kolaborasi Nasional

Berita3 Views

BERITAJABAR.ID, Jakarta – Proses Pemungutan Suara Ulang (PSU) di berbagai daerah di Indonesia menandai babak akhir dari kontestasi politik yang panjang, sekaligus menjadi momentum awal untuk membangun kolaborasi nasional demi kemajuan bersama. Pemerintah pusat dan daerah terus mengintensifkan sinergi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat sipil, guna memastikan PSU berlangsung damai dan berkualitas, sekaligus memperkuat fondasi demokrasi Indonesia.

Penjabat Gubernur Papua, Agus Fatoni menekankan pentingnya menjadikan PSU sebagai ruang silaturahmi dan penyatuan kembali masyarakat. Dalam berbagai pertemuan dengan tokoh adat dan pemuka agama, ia menyampaikan harapan agar seluruh elemen berkontribusi dalam menjaga stabilitas sosial selama pelaksanaan PSU.

“Adat merupakan bagian penting dari Papua sehingga memiliki peran kunci dalam menjaga perdamaian dan keutuhan wilayah ini,” kata Agus.

Ia menambahkan, melalui kolaborasi yang erat, pemerintah ingin membangun kepercayaan yang lebih kuat dengan masyarakat adat dalam rangka mewujudkan Papua yang aman dan sejahtera.

“Saat ini, seluruh dunia sedang menaruh perhatian kepada Papua karena pemilihan yang belum selesai. Untuk itu, mari bersama-sama menyukseskan pelaksanaan PSU tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Calon Wali Kota Palopo, Naili Trisal, mengajak masyarakat untuk mengakhiri polarisasi politik pasca-PSU dan kembali perpecahan kebersamaan. Menurutnya, perbedaan pilihan dalam pemilu merupakan bagian dari dinamika demokrasi yang sehat.

“Kini saatnya kita bersatu, bergandengan tangan, dan bersama-sama membangun Kota Palopo yang kita cintai,” ujar Naili.

Naili juga menyampaikan penghargaan atas proses hukum yang telah dilalui, termasuk putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Dirinya meyakini bahwa semangat kebersamaan menjadi landasan utama dalam membangun masa depan yang lebih baik.

“Putusan MK yang menegaskan hasil pemilu merupakan bukti bahwa supremasi hukum dan prinsip keadilan tetap tegak dalam sistem demokrasi kita,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Pesawaran, Fery Ikhsan, menyampaikan bahwa PSU adalah bentuk komitmen untuk menjunjung tinggi demokrasi yang bersih dan transparan. Hasil PSU bukan hanya soal siapa yang menang, tapi tentang bagaimana seluruh pihak bisa menerima hasil demokrasi dengan orang dewasa dan menjadikannya pijakan untuk bekerja sama.

“Rangkaian PSU menjadi penutup dari proses panjang Pilkada yang sempat mengalami cacat. Melalui proses panjang inilah, kita kembali menegaskan komitmen terhadap demokrasi yang jujur dan transparan,” ucapnya.

Dengan selesainya proses PSU di sejumlah daerah, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat diharapkan tidak lagi terjebak dalam kompetisi politik yang memecah belah, namun justru menjadikannya sebagai momentum awal untuk membangun kolaborasi nasional demi kesejahteraan bersama.