Danantara Dorong Pertumbuhan Fiskal Lewat Investasi Strategis dan Aset Produktif Negara

Berita5 Views

BERITAJABAR.ID,  Jakarta – Pemerintah menyatakan bahwa investasi akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi fiskal nasional melalui peran strategis Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Langkah ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan investasi dan pengelolaan aset negara sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi.

Danantara diharapkan menjadi motor penggerak utama dalam mengoptimalkan strategi investasi, memperkuat peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan mengubah aset negara menjadi sumber kekuatan ekonomi baru yang produktif dan efisien.

Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menjelaskan pemerintah ingin memperkuat kontribusi BUMN terhadap investasi nasional melalui holding investasi Danantara. Menurutnya, kehadiran Danantara akan menjadi katalis dalam mendorong investasi bernilai tinggi (high value investment) pada sektor-sektor prioritas.

“Danantara akan memainkan peran besar dalam mendorong strategi investasi. Target Capex BUMN dalam konsolidasi Danantara bahkan memasukkan dua kali lipat pada tahun 2026 agar bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat,” jelas Febrio.

Adapun sektor-sektor yang akan menjadi fokus investasi meliputi hilirisasi sumber daya alam, infrastruktur, manufaktur bernilai tambah tinggi, dan ekonomi digital. Pemerintah juga telah mengalokasikan dana sekitar Rp200 triliun pada sektor perbankan, terutama di Himbara dan BSI, untuk memperkuat pembiayaan investasi nasional.

Febrio menambahkan, pemerintah optimistis dengan sinergi yang lebih kuat antara pemerintah, BUMN, dan sektor swasta, iklim investasi Indonesia akan semakin membaik. Pertumbuhan investasi diperkirakan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi ke target 5,2% pada tahun 2025, dan terus meningkat hingga 5,6%–5,8% pada tahun 2026.

“Selama ekonomi kita banyak disokong oleh konsumsi. Ke depan, porsi investasi yang sekitar 30% itu harus meningkat, dengan nilai yang juga lebih tinggi,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pengawas Danantara, Muliaman Darmansyah Hadad, menilai pembentukan Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) atau dana kekayaan negara merupakan langkah strategis untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional.

“Danantara hadir bukan sekedar lembaga baru, melainkan instrumen pembangunan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan menyediakan tabungan jangka panjang bagi bangsa,” ujarnya.

Menurut Muliaman, BUMN adalah aset negara yang harus produktif. Tugas Danantara adalah memastikan aset-aset itu tidak lagi menjadi beban, tetapi justru menjadi kekuatan baru untuk membangun perekonomian nasional yang berdaya dan mandiri.

“Danantara memiliki peran penting dalam mentransformasi aset-aset BUMN yang nilainya, jika dikonsolidasikan, mencapai sekitar satu triliun dolar AS,” tambahnya.

Sementara itu, CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menegaskan realisasi investasi pada kuartal III tahun 2025 telah mencapai Rp491,4 triliun atau sekitar 25,8% dari target realisasi investasi tahun 2025 sebesar Rp1.905,6 triliun. Angka tersebut meningkat 13,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 696.478 orang.

“Alhamdulillah, pencapaian ini menunjukkan arah yang positif. Danantara berkomitmen untuk terus memperkuat strategi investasi agar memberikan dampak nyata bagi perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat,” tutur Rosan.

Dengan berbagai langkah strategi tersebut, pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjadikan Danantara sebagai instrumen utama dalam mengelola investasi nasional secara profesional, produktif, dan berkelanjutan. Transformasi ini diharapkan tidak hanya memperkuat posisi fiskal negara, tetapi juga mempercepat kemandirian ekonomi Indonesia menuju bangsa yang maju dan berdaulat ekonomi.