BERITAJABAR.ID, Purwakarta — Indonesia memiliki fasilitas pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan sejak akhir tahun 80an. Adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata memiliki fasilitas khusus Automatic Generation Control dan Black Start untuk line charging. Fasilitas ini membuat Cirata bisa segera masuk ke sistem interkoneksi Jawa-Bali. Adapun kapasitas pembangkit yang berada di Purwakarta itu mencapai 1.008 megawatt (MW) dari delapan unit generator.
Ada empat mahasiswa magang di PLTA Cirata berkesempatan untuk mempelajari energi terbarukan, khususnya pembangkit listrik tenaga air, secara langsung. Mereka adalah Riyan Azhari Dewanto, Yoga Dwi Riawan, Muhammad Hilmi Habibie, dan Bintang Damar Pramata, mahasiswa semester 4 dari Program Studi Teknologi Rekayasa Elektro, Fakultas Vokasi UGM, angkatan 2023 mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).
Selama kegiatan magang yang berlangsung sejak akhir Juni 2025, para mahasiswa mendapatkan kesempatan langsung untuk mempelajari berbagai sistem kelistrikan serta teknologi pengoperasian pembangkit. Salah satu topik yang sangat menarik bagi mereka adalah proses sinkronisasi generator, di mana PLTA memiliki keunggulan berupa
kemampuan sinkronisasi yang jauh lebih cepat dibandingkan pembangkit berbasis thermal seperti PLTU.
“Saya tertarik dengan PLTA karena sumber energinya sangat stabil, tidak seperti angin atau matahari yang tidak menentu. Di sini saya bisa melihat langsung bagaimana sistem kontrol dan sinkronisasi generator bekerja secara real time,” ujar Riyan Azhari Dewanto.
PLTA Cirata dikenal bukan hanya karena kapasitasnya yang besar, tetapi juga karena implementasi teknologi modern yang meliputi sistem SCADA, proteksi, dan efisiensi produksi. Mahasiswa juga memperoleh pembelajaran terkait perencanaan daya, pengendalian beban, dan pemantauan kinerja generator.
“Kami belajar banyak, mulai dari sistem proteksi generator, mekanisme turbin air, hingga pemantauan melalui SCADA. Ini pengalaman berharga yang membuka wawasan kami tentang teknologi energi bersih,” tambah Yoga Dwi Riawan.
Program magang ini merupakan bagian dari kurikulum Praktik Industri (PI) yang dirancang untuk memberikan mahasiswa pengalaman aplikatif di dunia kerja. Selain pembelajaran teknis, mereka juga melakukan observasi langsung terhadap manajemen operasional dan standar keselamatan kerja (K3) yang diterapkan secara ketat di lingkungan pembangkit.
“PLTA Cirata memberikan gambaran nyata bagaimana energi dapat dihasilkan secara bersih dan berkelanjutan. Ini membuat saya semakin yakin untuk fokus di bidang sistem tenaga listrik dan energi terbarukan,” tutup Bintang Damar Pramata.
“Energi terbarukan seperti PLTA adalah masa depan. Saya berharap bisa terlibat dalam pengembangan sistem kontrol dan perencanaan daya untuk pembangkit seperti ini,” ungkap Muhammad Hilmi Habibie.
Kegiatan magang ini dijadwalkan berlangsung hingga akhir Juli 2025 dan diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam memperkuat kompetensi mahasiswa vokasi.
Selain memperluas wawasan di bidang ketenagalistrikan, pengalaman ini juga diharapkan menjadi bekal penting bagi mahasiswa dalam mendukung transisi energi Indonesia menuju sistem kelistrikan yang lebih andal, bersih, dan berkelanjutan. (***)