![Bersinergi Tangkal Radikalisme di Medsos Wujudkan Ruang Siber Positif](https://beritajabar.id/asset/foto_berita/images_(3)15.jpeg)
- Mengapresiasi Tindakan Tegas Aparat Keamanan pada OPM Demi Kedamaian Papua
- Mewaspadai Politisasi Isu SARA Jelang Pilkada 2024
- Peran Pemuda dalam Menangkal Politik Identitas di Pilkada 2024
- Pembangunan Papua Tetap Menjadi Prioritas Utama Pemerintah
- Indonesia Terus Melesat Berkat UU Cipta Kerja
- Masyarakat Papua Dukung Penuh Upaya Aparat Keamanan Tumpas Habis OPM
- Semua Pihak Berperan Kawal Pilkada Jujur dan Adil 2024
- Pemerintah Libatkan Masyarakat Adat Dalam Pembagunan Papua
- Anak Muda Aceh Presentasikan Desain Fesyen di Pelatihan Amanah
- Dukung Upaya Pemerintah Dalam Percepatan Pembangunan Papua
![Image](https://beritajabar.id/asset/foto_user/account.png)
- Home
- Sekitar Kita
- Bersinergi Tangkal Radikalisme di Medsos Wujudkan Ruang Siber Positif
![Bersinergi Tangkal Radikalisme di Medsos Wujudkan Ruang Siber Positif](https://beritajabar.id/asset/foto_berita/images_(3)15.jpeg)
BERITAJABAR.ID - Media Sosial (Medsos) sudah sejak lama menjadi tempat seseorang menghabiskan waktunya ketika sedang tidak melakukan apa-apa, media sosial saat ini seperti pasar di mana kita bisa mencari apapun, termasuk juga ilmu yang ternyata menyesatkan tak terkecuali paham radikal yang digaungkan melalui media sosial oleh para simpatisan kelompok radikal.
Pendalaman agama yang terlalu dalam melalui medsos yang ngawur, justru akan menyebabkan seseorang bisa saja terpapar oleh paham radikal ataupun terorisme. Hal ini disebabkan masih maraknya konten video mengenai hal tersebut.
Merujuk pada tahun 1994, pernah ada sebuah deklarasi menentang Pancasila di Banten, yang diberi nama Kelompok Kecil Penentang Pancasila (K2P2).
Akar radikalisme dan terorisme di Indonesia, terutama Banten, dimotori oleh gerakan Negara Islam Indonesia yang saat itu disingkat NII, gerakan tersebut memiliki visi ingin mendirikan negara Islam.
Tentu saja hal tersebut jangan sampai terulang kembali, mengingat para pejuang dan pendiri bangsa kita adalah orang-orang Indonesia yang tersebar dari berbagai suku dan agama, jangan sampai perjuangan pahlawan dalam mempersatukan Indonesia, justru terpecah gegara paham radikal yang tidak sejalan dengan Pancasila.
Polresta Serang Kota pada Rabu 16 November 2022 lalu telah melangsungkan diskusi tentang upaya memberantas radikalisme dan terorisme. Tokoh masyarakat Banten, Embay Mulya Syarif berharap agar diskusi publik yang berkaitan dengan terorisme untuk bisa terus dilakukan di seluruh polda di Indonesia tentunya dengan menyertakan masyarakat, sehingga upaya ini diharapakan dapat menangkal radikalisme di lingkungan rumah mereka.
Kepala Bagian (Kabag) Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Nurul Azizah berujar, diskusi yang membahas tentang upaya melawan radikalisme idealnya memang berlangsung di 34 Polda seluruh Indonesia. Namun pada 2022 ini, baru bisa digelar di 24 kepolisian daerah.
Dalam diskusi tersebut juga mendengarkan paparan dari salah satu mantan pelaku terorisme yang sudah mengikrarkan diri untuk kembali ke pelukan merah putih. Salah satunya menerangkan bahwa pemikiran radikal serta tindakan teror bisa merasuki siapa saja, bahkan anggota TNI maupun Polri.
Dirinya juga berharap agar diskusi ini dapat terus dilaksanakan secara berkala demi mencegah radikalisme dan terorisme bersama masyarakat.
Perlu diketahui juga bahwa pada 2011, Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) telah menggunakan media sosial untuk menyebarkan paham radikal. Kelompok tersebut melancarkan propaganda melalui media sosial dan menarik simpati dunia dengan media sosial.
Dulu masyarakat belum sadar akan bahaya media sosial. Padahal ISIS juga mengumumkan perekrutannya di media sosial, hingga akhirnya ada beberapa warga negara Indonesia yang justru kepincut untuk berangkat ke Suriah, tak hanya itu, sesampainya mereka di sana juga ada yang membakar passportnya.
Kelompok radikal seperti ISIS bergerak senyap dengan strateti memanfaatkan teknologi. Cara tersebut dinilai efektif dan murah untuk menyebarkan ideologi, perekrutan hingga melakukan penggalangan dana. Media sosial saat ini bisa diibaratkan sebagai belantara hutan rimba. Para radikalis mengoptimalkan media sosial guna merekrut jamaahnya.
Tentu saja seluruh elemen masyarakat harus merapatkan barisan agar bisa menangkal paham intoleransi dan takfirisme. Salah satunya, mengajak para santri atau pengajar agar bisa memanfaatkan pesan damai lewat media sosial.
Pesan damai ini tentu menjadi penting untuk mengeratkan persatuan. Selain itu, menekan perilaku intoleransi dan menerima Pancasila sebagai dasar bernegara yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Masyarakat harus paham bahwa konsep khilafah sudah usang dimakan zaman. Pancasila merupakan penanda negara modern yang mengakomodasi setiap elemen anak bangsa termasuk kalangan Islam.
Tugas anak muda saat ini adalah harus mampu merebut arena media sosial untuk kepentingan positif. Namun, mempraktikkan arena media soaial tentu saja bisa dengan menyampaikan pesan damai rahmatan lil’alamin.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan penyebaran paham radikal belakangan ini terjadi sangat cepat.
Konten radikalisme di internet sudah tak terhitung jumlahnya. Radikalisme agama yang diagung-agungkan justru dapat menimbulkan perpecahan diantara sesama umat beragama dengan keyakinan yang sama atau dengan kelompok agama lain.
Paham radikal dalam menjalankan dan menyebarkan pemahamannya cenderung menggunakan cara yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dijadikan pedoman kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Radikalisme terus berusaha mencekoki generasi bangsa dengan apa yang mereka pahami sebagai pedoman hidup maupun solusi atas permasalahan bangsa. Solusi yang digaungkan adalah penerapan khilafah.
Provokasi inilah yang masuk kedalam keresahan masyarakat untuk kemudian menggiring opini bahwa pemerintah telah berbuat dzalim dan menganggap Pancasila sebagai thagut.
Media sosial merupakan sarana mudah untuk menyebarkan apapun, keberadaan internet telah membuat informasi dapat tersebar dalam hitungan detik, tentu saja diperlukan sinergitas antara masyarakat dan aparat untuk meredam penyebaran paham radikal.
Oleh : Mika Putri Larasati )** Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 934 Kali