- Pembangunan Papua Jadi Stimulus Tingkatkan Kualitas Pemuda Papua
- Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Lindungi Ratusan Warga Sigi dari Kejaran OPM
- KINERJA APBN 2024 TETAP TINGGI DITENGAH KETIDAKPASTIAN GLOBAL
- BIN Gandeng Akademisi dan Universitas dalam Program AMANAH Demi Tingkatkan Inovasi Pemuda
- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
Bandung, beritajabar.id - Rapid Test Covid-19 untuk masyarakat kategori A di Jawa Barat telah dilaksanakan serentak di sejumlah rumah sakit, Rabu (25/3/2020). Salah satunya adalah di rumah sakit rujukan Covid-19, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, sebanyak 300 tenaga kesehatan (nakes) yang telah dites di RSHS seluruhnya dinyatakan negatif Covid-19. Namun, dia mengaku belum mendapat laporan pelaksanaan maupun hasil dari tes tersebut di daerah lain. "Di RSHS semua negatif. Sehingga di RSHS tidak ada kasus seperti di Jakarta di mana dokter dan perawat terdampak," ungkapnya di Gedung Sate, Kamis (26/3/2020).
"Hasil keseluruhan baru ada Jumat nanti, sekarang saya baru terima datanya secara parsial," tambahnya. Sebanyak 300 nakes yang mengikuti Rapid Test di RSHS adalah mereka yang sehari-harinya berada di ring 1 atau zona merah Covid-19 di RSHS.
Mereka terdiri dari dokter, perawat, para petugas administrasi, cleaning service, driver hingga satpam yang berada di garda depan penanganan pasien Covid-19. Salah sau staf humas RSHS yang mengikuti rapid test, Kiki Permatasari mengatakan tes tersebut berlangsung dengan cukup sederhana. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sampel darah dari jari dan peserta tes diminta menunggu selama 15 menit.
"Kalau dari hasil pengumuman itu langsung diperbolehkan pulang berarti sudah negatif," ungkapnya di RSHS, Rabu (26/3/2020). Meski cepat, alat yang digunakan dalam rapid test ini memang tidak seakurat metode PCR (polymerase chain reaction).
Metode PCR mengambil apus di permukaan langit-langit atas maupun hidung melalui swab. "Sedangkan rapid test merupakan pemeriksaan protein dalam darah sebagai antibodi dari orang yang sudah terpapar virus," ungkap Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSHS dr. Nucki Nursjamsi Hidajat.
Dia mengatakan, kelemahan rapid test adalah kemungkinannya dalam memberi hasil negatif palsu atau false negatif. Pasalnya, orang yang terindikasi positif lewat tes ini baru akan terdeteksi bila mereka sudah terpapar virus sekitar 7 hari. "Jika baru terpapar 1-2 hari akan keluar negatif palsu.
Meskipun demikian hal ini dirasa cukup untuk skrining awal dan menekan penyebaran Covid-19," ungkapnya. Demikian ayobandung.com
Photo : google image
TAGS: | kesehatan |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 891 Kali