- Pembangunan Papua Jadi Stimulus Tingkatkan Kualitas Pemuda Papua
- Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Lindungi Ratusan Warga Sigi dari Kejaran OPM
- KINERJA APBN 2024 TETAP TINGGI DITENGAH KETIDAKPASTIAN GLOBAL
- BIN Gandeng Akademisi dan Universitas dalam Program AMANAH Demi Tingkatkan Inovasi Pemuda
- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
BERITAJABAR.ID - Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua kembali berulah dan kali ini dinilai sangat keterlaluan karena mereka membantai 10 orang warga sipil di Nduga, Papua dan salah satunya adalah seorang pendeta. Masyarakat mengutuk aksi brutal KST dan mendukung penegakan hukum terhadap gerombolan tersebut.
Papua adalah bagian dari Indonesia dan diakui oleh hukum internasional. Namun sayangnya ada sebagian oknum yang ingin agar Papua merdeka, dan mereka mendirikan OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan organisasi kaki-tangannya, KST (Kelompok Separatis dan Teroris). Dalam praktiknya, KST menjadi peneror dan memaksakan agar rakyat mengikuti mereka untuk membelot.
Tanggal 16 Juli 2022, 21 orang anggota KST mengepung pemukiman warga di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga. Awalnya hanya ada 1 anggota KST yang datang dan mengacungkan senjata tajam ke kios milik warga. Kemudian menyusul 20 rekannya yang membawa 15 senjata laras panjang.
KST meminta agar seluruh laki-laki di sana keluar dan 5 orang tersebut dipukuli dan ditembak. Masih belum puas, mereka menghadang truk yang datang dan 5 warga sipil yang ada di dalamnya langsung ditembak. Total ada 10 korban pembantaian KST dan salah satunya berprofesi sebagai pendeta, yang bernama Eliaser Baner.
Para korban langsung dilarikan ke RSUD Mimika dan mereka saat ini sudah meninggal dunia. Selain 10 korban jiwa, ada juga ada 2 orang yang mengalami luka berat. Hal ini dinyatakan oleh Kombes Ahmad Musthafa, Kabid Humas Polda Papua.
Masyarakat mengecam kebrutalan yang dilakukan oleh KST. Bagaimana bisa mereka menyerang warga sipil yang tidak bersalah? Masyarakat tentu tidak punya senjata sebagai alat untuk membela diri, dan di bawah ancaman senjata laras panjang maka akan langsung ketakutan dan jadi korban.
Jika ada peristiwa tragis seperti ini maka biasanya KST beralasan bahwa masyarakat yang bersalah karena adalah mata-mata alias aparat yang menyamar. Padahal sudah jelas bahwa mereka warga sipil biasa, tetapi tetap KST tidak percaya. Anggota KST sudah dicuci otaknya oleh sang pentolan sehingga mau-mau saja melakukan kekejaman seperti ini.
Pendeta yang jadi korban juga orang asli Papua dan mereka (KST) sangat tega membantai saudara sesukunya sendiri. Orang normal akan menghormati pendeta sebagai tokoh masyarakat. Namun KST malah menghabisi seorang pemuka agama, dan hal ini menunjukkan moral mereka yang nista.
Jika ada peristiwa seperti ini maka para pendatang juga ketakutan karena mereka niat untuk bekerja di Papua. Namun malah terancam oleh keberadaan KST yang tidak pandang bulu dalam melakukan aksi kriminal. Apalagi 8 dari 10 korban peristiwa penyerangan di Nduga adalah pendatang, dan jenazah mereka diterbangkan ke Palu dan ke NTT.
Konflik yang disebabkan oleh KST membuka mata masyarakat bahwa permasalahan di Papua sangat rumit. Tidak hanya tuntutan kemerdekaan oleh kelompok pemberontak. Namun sudah merembet ke pertikaian yang menyebabkan kerugian besar di kalangan pendatang.
Oleh sebab itu perlu ada imbauan dari tokoh masyarakat yang jadi penengah, bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia. Seluruh warga bersatu, tak hanya orang asli Papua tetapi juga para pendatang. Jika kompak dalam melawan KST maka masyarakat optimis bahwa kelompok pemberontak tersebut bisa dibubarkan.
Faktor keamanan juga perlu diperhatikan, dan jumlah aparat juga ditambah. Pengamanan lebih intens dilakukan di daerah-daerah di Papua yang sering konflik, seperti Nduga dan Intan Jaya. Pihak aparat keamanan tidak hanya fokus ke penangkapan KST, tetapi juga ke pencegahan. Mata-mata bisa disebar agar tidak ada penyerangan yang memakan banyak korban jiwa seperti ini.
Masyarakat Papua sendiri tidak kaget jika ada aparat keamanan di sekitar mereka, karena menyadari bahwa aparat datang untuk menyelamatkan mereka dari serangan KST. Keberadaan aparat adalah untuk pencegahan, dan tidak akan mengubah Papua menjadi Daerah Operasi Militer (DOM) seperti di Aceh beberapa puluh tahun lalu.
Sementara itu, untuk pemberantasan KST maka aparat lebih intensif lagi dalam penangkapan anggota-anggotanya. Operasi Damai Cartenz terus dilakukan agar KST secepatnya ditangkap. Pengejaran dilakukan sampai ke pelosok Papua, agar kelompok pemberontak tersebut tidak datang ke pemukiman warga lalu melakukan teror selanjutnya.
Warga Papua juga bekerja sama dengan aparat keamanan dengan menjadi informan. Mereka tidak ada yang pro-KST. Sebaliknya, orang asli Papua memberi tahu ketika ada aktivitas yang mencurigakan, yang ditengarai dilakukan oleh KST. Dengan kerja sama antara rakyat dan aparat maka masyarakat optimis KST lekas diatasi.
Masyarakat mengutuk keras aksi brutal yang dilakukan oleh 21 anggota KST di Nduga, Papua. Peristiwa yang memakan korban jiwa ini amat memilukan dan jangan sampai terjadi lagi. Oleh karena itu penangkapan anggota KST terus dilakukan secara intensif.
Oleh : Alfred Jigibalom )** Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 891 Kali