- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
- Lihat Potensi Besar Keberhasilan Program bagi Pemuda, Pj Bupati Nagan Raya Dukung Penuh AMANAH
- Waspadai Provokasi dan Propaganda Kelompok ULMWP Demi Kumpulkan Massa, Papua Sepenuhnya Bagian NKRI
- Waspadai Adanya Mobilisasi Massa dari Aksi Kelompok ULMWP
- Jaga Persatuan Pasca Pemilu, Mayday 2024 Harus Berlangsung Kondusif
BERITAJABAR.ID - Lukas Enembe selaku gubernur Papua harus berbesar hati dalam menjalani proses hukum terkait dengan adanya panggilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jika memang tidak terbukti, Lukas harus bisa menunjukkan bukti bahwa dirinya tidak bersalah di hadapan KPK.
Charles Kossay selaku Aktivis Papua mengajak kepada seluruh masyarakat termasuk Lukas Enembe untuk menjelaskan ke KPK demi membuktikan apakah terjadi praktik korupsi atau tidak.
Charles mengaku pihaknya mengetahui bahwa Gubernur Lukas Enembe telah menjadi tersangka, saat ini Lukas tidak bisa menemui KPK karena masih dihadang oleh simpatisannya.
Ia juga berharap agar proses penegakkan hukum dapat berjalan dengan baik tanpa mengorbankan kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
Sebelumnya, tokoh pemuda Papua Martinus Kasuay juga mendukung upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menuntaskan kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh Gubernur Lukas Enembe.
Martinus menuturkan, sudah sewajarnya siapapun yang bersalah harus diberikan sanksi hukuman pidana, sesuai dengan proses hukum yang berlaku.
Sekretaris Barisan Merah Putih tersebut juga menyatakan bahwa kasus korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe merupakan kasus pribadi yang tidak ada kaitannya dengan politisasi atau kriminalisasi. Kasusnya adalah murni karena terkait dengan hukum.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan, pihaknya berharap agar Lukas kooperatif untuk memenuhi panggilan kedua nanti. Sementara, Enembe mengaku masih menjalani perawatan dan tidak bisa beraktivitas seperti orang sehat pada umumnya.
Desakan penangkapan terhadap Lukas Enembe juga dilakukan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menilai bahwa proses hukum terhadap Lukas Enembe yang dilakukan oleh KPK terlalu berlarut-larut. ICW juga meminta kepada KPK untuk bertindak cepat.
Di sisi lain, ICW juga menyarankan kepada KPK untuk berkoordinasi dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) untuk memeriksa kesehatan Gubernur Papua tersebut. Hal tersebut dirasa penting agar dapat mengetahui apakah Lukas benar-benar harus mendapatkan perawatan atau tidak.
Desakan juga datang dari MAKI (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia) yang meminta kepada KPK untuk menjemput paksa Gubernur Papua Lukas Enembe karena dua kali tidak menghadiri panggilan pemeriksaan dengan alasan sakit. MAKI menilai bahwa KPK harus berani menjemput Lukas Enembe.
Koordinator MAKI, Boyamin Saiman mengatakan, penegakan hukum harus berlaku sama kepada setiap orang. Boyamin menyinggung KPK yang pernah melakukan upaya penjemputan paksa kepada mantan Ketua DPR Setya Novanto dalam kasus korupsi e-KTP.
Sementara itu, Zaenur Rohman selaku Peneliti Kajian Antikorupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) meminta KPK untuk tegas dalam menangani perkara terkait dengan Lukas Enembe, Zaenur meminta agar KPK menjemput paksa Enembe apabila tidak memenuhi panggilan yang telah ditujukan.
Selain itu, Zaenur juga menyarankan agar KPK dapat menggunakan pendekatan sosial dengan menggandeng tokoh setempat. KPK harus memberi paham kepada para pembela Enembe bahwa ini merupakan murni proses hukum.
Pada kesempatan berbeda, Absalom Yarisetouw selaku Ketua Generasi Garuda Sakti Indonesia Provinsi Papua meminta kepada aparat penegak hukum untuk tegas terhadap Lukas Enembe yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi.
Dirinya menuturkan, Jika Lukas tidak bersikap kooperatif, Lukas harus dijemput paksa untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Absalom mengatakan bahwa KPK harus jemput paksa dengan didampingi TNI dan Polri. Lukas Enembe sudah dua kali mangkir dari panggilan pemeriksaan KPK.
Indonesia sebagai negara hukum tentu saja tidak boleh memberikan ruang terhadap pelanggar hukum.
Dirinya juga meminta kepada masyarakat di Papua agar objektif dalam melihat persoalan Lukas Enembe sebagai murni kasus hukum, bukanlah politisasi apalagi kriminalisasi.
Bahkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga mendorong Lukas Enembe selaku kadernya untuk mentaati proses hukum sebagai tersangka dugaan kasus korupsi.
AHY juga berjanji, Partai Demokrat tidak akan melakukan intervensi apapun dan mendukung proses hukum terhadap Lukas Enembe yang sedang berjalan di KPK.
Sementara itu, AHY juga memutuskan untuk menonaktifkan sementara Gubernur Lukas Enembe sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Papua.
Keputusan tersebut dilakukan Demokrat agar Lukas dapat berkonsentrasi penuh dalam menghadapi proses hukumnya di KPK sebagai tersangka.
Pencegahan penangkapan dari para simpatisan Gubernur Lukas merupakan hal yang tidak sepatutnya dilakukan. Dalam UU Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) Pasal 21 menyebutkan bahwa, setiap orang yang dengan sengaja mencegah, merintangi atau menggagalkan secara langsung atau tidak langsung penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tersangka dan terdakwa ataupun para saksi dalam perkara korupsi, dipidana dengan penjara paling singkat 3 tahun dan paling lama 12 tahun atau denda paling sedikit Rp 150 juta dan paling banyak Rp 600 juta.
Tidak ada pilihan lain bagi Lukas Enembe untuk bersikap kooperatif terhadap KPK, karena bagaimanapun juga, Lukas harus memberikan penjelasan serta pertanggungjawabannya kepada KPK.
Oleh : Sabby Kosay )* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 890 Kali