BERITAJABAR.ID, Riau – Gubernur Riau Abdul Wahid menegaskan langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dalam membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kelancaran Operasional Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) di daerahnya. Inisiatif ini diyakini menjadi terobosan penting untuk mendukung percepatan produksi migas di Riau, sekaligus memperkuat pilar swasembada energi nasional.
“Ini bisa jadi contoh seluruh Indonesia. Yang selama ini untuk rekomendasi izin pinjam pakai lahan saja itu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kini bisa diselesaikan tujuh hari. Ini dalam rangka memudahkan ‘lifting’ minyak di beberapa blok di Riau,” katanya lagi.
Wahid menjelaskan, kendala teknis maupun administratif yang kerap menghambat operasi K3S dapat diurai melalui pembentukan satgas. Dengan keterlibatan berbagai pihak mulai dari kepolisian, TNI, kejaksaan, pemerintah daerah, hingga masyarakat, ia berharap produksi migas bisa kembali optimal.
Direktur PT Riau Petroleum, Husnul Kausarian, menyebut pihaknya mendapat PI 10 persen dari sejumlah K3S yang beroperasi di Riau. Posisi ini menjadikan Riau Petroleum sebagai BUMD terbesar di Indonesia dalam pengelolaan PI migas.
“Kita membangun kerja sama K3S di Riau melakukan kegiatan operasional yang tujuan meningkatkan produksi. K3S di lapangan membahas kondisi teknis dan non teknis. Jadi peran kita membantu meningkatkan produksi,” ujarnya.
Ia menambahkan, pembentukan Satgas Kelancaran Operasional Hulu Migas merupakan bentuk komitmen nyata pemerintah daerah dalam pengamanan kepentingan energi dan ekonomi masyarakat Riau.
“Dengan adanya satgas ini muara atau hilirnya adalah peningkatan produksi yang mana notabenenya akan memberikan pendapatan yang lebih besar lagi bagi Riau Petroleum ke depannya. Manfaatnya kita akan menetapkan dividen ke Provinsi Riau,” jelasnya.
Sejalan dengan itu, pemerintah pusat memberikan perhatian besar pada sektor hulu migas sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bahkan optimistis perekonomian Indonesia bisa tumbuh hingga 6 persen dalam dua tahun ke depan, dengan hulu migas sebagai salah satu pilar pentingnya.
Sementara itu, dukungan teknologi yang diperbarui dari perusahaan energi nasional juga ikut memperkuat upaya produksi. PT Elnusa Tbk, melalui layanan Coiled Tubing Services menghadirkan teknologi efisien untuk menjaga penghentian produksi migas di lapangan-lapangan matang. Teknologi ini memungkinkan optimalisasi sumur tanpa harus mematikan operasi, sehingga pengangkatan migas tetap terjaga.
[wR]