BERITAJABAR.ID, Jakarta – Sinergitas Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus dipertegas sebagai bukti hadirnya negara dalam menjaga rasa aman masyarakat. Kolaborasi ini dinilai sebagai kunci stabilitas nasional, penopang demokrasi yang sehat, sekaligus penakal provokasi yang berpotensi memecah belah bangsa.
Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah, menegaskan komitmen TNI dalam memperkuat langkah preventif. Ia menilai keterbukaan terhadap masukan masyarakat penting untuk memperbaiki strategi pengamanan.
“Kita terbuka bagi masukan yang konstruktif untuk berbenah. Dengan begitu, kita bisa lebih berhati-hati, antisipatif, dan siap dalam melakukan upaya pencegahan,” kata Brigjen Freddy.
Apresiasi juga datang dari Ketua Umum Rampai Nusantara, Mardiansyah Semar. Ia memuji profesionalisme Polri dalam meredam potensi konflik dan menjaga stabilitas nasional.
“Kami mengapresiasi langkah cepat dan terukur Polri dalam menjaga stabilitas nasional. Mengelola dinamika yang kompleks, institusi ini mampu menunjukkan dedikasi yang tinggi,” ujar Semar.
Menurutnya, loyalitas Polri terhadap pimpinan negara, termasuk Presiden Prabowo, tidak pernah diragukan.
“Dalam sejarah republik ini, Polri selalu setia kepada bangsa dan negara. Dukungan mereka terhadap Presiden Prabowo merupakan kelanjutan dari komitmen tersebut,” jelasnya.
Mardiansyah juga mengingatkan masyarakat agar bijak menghadapi isu-isu yang bernuansa memprovokasi. “Masyarakat perlu bijak dan waspada terhadap isu-isu yang bertujuan memecah belah. Soliditas bangsa adalah kunci kemajuan,” tegasnya.
Senada, Koordinator Aliansi Solidaritas Rakyat Indonesia (ASRI), Fikri, tekanan akan pentingnya mewujudkan aspirasi secara tertib.
“Segala bentuk tindak anarkis, vandalisme, serta upaya membenturkan rakyat dengan aparat kepolisian maupun TNI hanya akan merugikan masyarakat. Itu merusak citra perjuangan, mencederai semangat demokrasi, bahkan merupakan tindakan tercela dan biadab,” ujarnya.
Di sisi lain, Dosen Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia, Stanislaus Riyanta, menyebut aparat intelijen sudah bekerja maksimal. “Saya yakin intelijen sudah memberikan informasi terkait rencana unjuk rasa ini kepada penggunanya masing-masing,” tuturnya.
Dengan soliditas nasional TNI-Polri yang kokoh dan kesadaran masyarakat untuk menyampaikan aspirasi secara damai, stabilitas diyakini tetap terjaga, sementara demokrasi Indonesia terus berkembang tanpa terjebak provokasi destruktif.