BERITA JABAR.ID, Manokwari – Sejumlah tokoh masyarakat, adat, dan agama di Papua menegaskan pentingnya menjaga serta menolak segala bentuk hasutan terkait gelombang pemancaran yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Para tokoh menilai, dinamika politik di tingkat nasional, termasuk aksi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, mungkin tidak mempengaruhi stabilitas di Papua yang selama ini dikenal sebagai wilayah damai dan penuh toleransi.
Tokoh Pemuda Suku Irarutu Kab. Kaimana, Klemens Nimbafu, menekankan pentingnya sikap bijak dalam menyikapi berbagai persoalan.
“Jangan sampai kita terprovokasi, terutama yang berkaitan dengan kejadian atau masalah di parlemen maupun DPR RI yang imbasnya sampai ke masyarakat kecil. Papua ini dikenal sebagai zona damai, mari kita jaga bersama dengan hati yang satu,” ujarnya.
Nada serupa disampaikan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Fakfak, Ali Hindom. Ia mengimbau warga agar tidak terpengaruh dengan aksi pemaparan yang terjadi di Jakarta maupun kota-kota lain.
“Kalau ada aspirasi, mari kita sampaikan dengan tertib, tidak usah dengan anarkis. Di Fakfak, kita punya budaya satu tungku tiga batu, itulah yang membuat kita selalu hidup rukun dan penuh toleransi,” katanya.
Wakil Kepala Suku Wilayah II Ransiki, Yos Marani, juga mengingatkan masyarakat agar tidak terbawa arus isu-isu politik nasional.
“Suara rakyat memang perlu disampaikan, tapi kita di daerah jangan ikut-ikutan sampai menimbulkan kekacauan. Lebih baik kita tetap menjaga perdamaian dan suasana damai agar aktivitas masyarakat tidak terganggu,” jelasnya.
Senada dengan itu, Kepala Biro Hukum Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta di Indonesia (PGPI) Papua Barat, Ayub Msiren, mengajak masyarakat untuk menolak ajakan anarkis.
“Mari kita jaga keamanan wilayah dan jangan mudah terprovokasi isu hoaks yang bisa memecah belah kita semua,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Barisan Merah Putih Papua Barat, Samuel Mandowen, menekankan agar masyarakat Manokwari tidak mempengaruhi isu dan opini yang beredar.
“Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita orang siapa lagi. Kita yang bisa menjaga fasilitas umum dan memastikan Manokwari tetap aman, damai, dan penuh kasih,” ujarnya.
Seruan para tokoh ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat Papua untuk tetap menjaga persaudaraan, menghindari hasutan, serta mengutamakan perdamaian demi keberlangsungan pembangunan di daerah.