BERITAJABAR.ID, JAKARTA – Pemerintah terus menunjukkan komitmen kuat dalam melaksanakan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai agenda prioritas nasional yang tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas gizi generasi muda, tetapi juga memperkuat ekonomi daerah melalui pelibatan aktif pengusaha lokal.
Dengan pendekatan kolaboratif dan strategis, program MBG di berbagai wilayah Indonesia telah membuktikan bahwa pemenuhan gizi tidak harus terpisah dari pemberdayaan ekonomi masyarakat. Keterlibatan sektor swasta, pendidikan vokasi, serta organisasi kemasyarakatan menjadi bukti nyata bahwa pemerintah berhasil membangun ekosistem kerja sama yang produktif dan inklusif.
Salah satu contoh nyata implementasi terbaik dapat dilihat di Provinsi Jawa Tengah, di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi. Dalam rapat koordinasi, ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi telah memetakan aset-aset strategis untuk mendukung program ini secara maksimal.
“Kami sudah petakan 21 aset pemprov dan satu milik BUMD yang siap digunakan sebagai dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Aset tersebut terdiri dari 12 bangunan dan 7 bidang tanah, termasuk melibatkan 34 SMK dengan unit katering bersertifikat BPOM,” ujar Ahmad Luthfi.
Langkah ini memperlihatkan bagaimana pemerintah daerah menjalankan instruksi nasional dengan cepat dan penuh inovasi, membuktikan bahwa MBG adalah kebijakan cerdas yang menggabungkan pembangunan manusia dan penguatan ekonomi lokal.
“MBG bukan sekadar program bantuan makan, tapi gerakan pembangunan manusia dan ekonomi daerah,” tegas Ahmad Luthfi.
Pemerintah juga memperluas sinergi dengan organisasi profesi. Salah satunya adalah kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) untuk memastikan keberlanjutan suplai makanan bergizi. Ketua Umum DPP APJI, Tashya Megananda Yukki menyampaikan antusiasme tinggi dalam mendukung langkah pemerintah ini.
“MoU dengan APJI sedang disiapkan, mereka siap mendukung penuh. Semua pihak kami libatkan, termasuk TNI-Polri yang memiliki dapur SPPG. APJI juga tengah merancang festival kuliner sebagai promosi wisata kuliner daerah,” terang Tashya Megananda Yukki
Dukungan penuh dari kalangan pengusaha membuktikan bahwa program MBG telah diterima sebagai solusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Dampak positif dari MBG juga tercermin pada penciptaan lapangan kerja baru. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana mengungkapkan bahwa setiap SPPG mampu menyerap tenaga kerja langsung dan tidak langsung secara signifikan.
“Tiga tenaga inti di setiap dapur yaitu kepala SPPG, ahli gizi, dan akuntan dibayar lewat APBN, sementara juru masak dan relawan dibiayai dari dana operasional. Selain itu, tiap SPPG membutuhkan minimal 15 penyalur bahan baku yang masing-masing bisa mempekerjakan hingga lima orang,” jelas Dadan Hindayana.
Kebijakan ini tidak hanya memperkuat struktur ketahanan gizi nasional, tetapi juga menggerakkan perekonomian rakyat secara konkret dan berkelanjutan.
Sebagai bentuk transparansi dan keterbukaan, pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat, yayasan, dan pengusaha lokal untuk turut serta sebagai mitra resmi melalui situs mitra.bgn.go.id. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah membuka ruang partisipasi seluas-luasnya bagi semua elemen bangsa.
Dengan menyasar keluarga miskin dan rentan, MBG menjadi bukti nyata keberpihakan pemerintah terhadap rakyat, serta bentuk investasi jangka panjang untuk membangun generasi emas Indonesia yang sehat, produktif, dan mandiri.