- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
- Lihat Potensi Besar Keberhasilan Program bagi Pemuda, Pj Bupati Nagan Raya Dukung Penuh AMANAH
- Waspadai Provokasi dan Propaganda Kelompok ULMWP Demi Kumpulkan Massa, Papua Sepenuhnya Bagian NKRI
- Waspadai Adanya Mobilisasi Massa dari Aksi Kelompok ULMWP
- Jaga Persatuan Pasca Pemilu, Mayday 2024 Harus Berlangsung Kondusif
Beritajabar.id - Papua dan Papua Barat adalah provinsi di Indonesia. Tak ada pihak yang bisa memisahkan antara Bumi Cendrawasih dengan NKRI, seperti OPM atau yang lain. Masyarakat di Papua juga bangga jadi WNI dan mereka lebih percaya pada pemerintah daripada rayuan kelompok separatis.
Indonesia punya wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Sebagai negara yang terdiri dari beribu pulau, maka pemerintah berusaha memajukan setiap wilayah di NKRI. Agar semua rakyat merasakan keadilan yang merata, karena sebagai WNI, mereka berhak mendapat kemajuan. Termasuk juga warga Papua yang diperhatikan oleh pemerintah pusat.
Jika ditilik dari sejarahnya, Papua adalah wilayah di Indonesia yang baru bergabung setelah pepera (penentuan pendapat rakyat) tahun 1969. Walau masuk belakangan, namun ia tetaplah bagian dari Indonesia. Karena juga sudah diakui oleh hukum internasional. Ketika ada bekas jajahan Belanda di Indonesia, maka wilayah itu jadi milik Indonesia.
Namun sayang ada kelompok separatis yang tidak setuju akan hasil pepera, dan menuntut Papua untuk merdeka. Bahkan awal desember ini sempat heboh seorang Benny Wenda, anggota OPM di luar negeri yang meresmikan kemerdekaan Papua dan mengangkat dirinya jadi presiden. Ia hanya ingin viral dan duna internasional mengejeknya, karena bukan lagi seorang WNI.
Jumlah kelompok separatis hanyalah sejentik dari warga sipil Papua. Aneh sekali ketika mereka tak mengakui hasil pepera, hingga lebih dari 30 tahun. Kalaupun tak setuju, mengapa tak langsung memprotes ke Presiden kala itu, yakni HM Soeharto (alm) ? Mungkin mereka terlalu takut dan jadi pengecut, lalu bergerilya selama bertahun-tahun.
Padahal jika mereka membaca buku sejarah, tahun 1928 ada 2 pemuda dari Bumi Cendrawasih, yang menghadiri deklarasi sumpah pemuda. Mereka mewakili Jong Papua dan ingin bergabung dengan Indonesia, serta bersatu demi memajukan NKRI. Lantas buat apa minta berpisah? Alasan untuk memerdekakan Papua juga tidak logis, karena mereka minta keadilan.
Keadilan seperti apa yang diharapkan? Karena sebagai bagian dari Indonesia, Papua juga dibangun agar menjadi wilayah yang maju. Sehingga tidak ada perbedaan yang terlalu jauh antara modernitas di Indonesia barat dan timur. Bahkan sejak tahun 2001, wilayah Papua diberi keistimewaan berupa otonomi khusus, yang hanya diberi ke sana dan NAD.
Otsus adalah bukti bahwa Papua menjadi wilayah yang diperhatikan oleh pemerintah pusat. Karena pemerintah daerah diberi kewenangan untuk mengatur dan memajukan daerahnya sendiri, tentu dengan sokongan dana dari pemerintah pusat. Bahkan syarat untuk jadi Gubernur dan Wali Kota di Papua, harus putra asli Papua.
Masyarakat di Bumi Cendrawasih juga sangat bangga menjadi WNI. Elemen Masyaraat Papua Cinta NKRI mengadakan aksi damai dan menyataan bahwa mereka cinta Indonesia, dan tak mau terpengaruh oleh akal bulus kelompok separatis. Mereka mengimbau seluruh warga Papua untuk bersatu untuk menjaga tanah air dan tak gentar pada siapapun yang merusak perdamaian di Indonesia.
Jika warga asli Papua, baik yang ada di Bumi Cendrawasih maupun di wilayah lain sudah menyatakan cinta NKRI, buat apa kaum separatis terus bertahan? Sudah fix bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia, dan rakyat di sana bangga jadi WNI. Tak usahlah bercita-cita memerdekakan Papua atau membentuk Republik Federal Papua Barat, karena amat minim dukungan.
Sebagai bagian dari Indonesia, maka di Papua mendapat kewenangan bernama otonomi khusus. Selain diberi hak istimewa, di Bumi Cendrawasih juga diberi pembangunan infrastruktur dan SDM yang pesat. Dengan kemajuan yang ada di hampir segala bidang, maka warga sipil Papua makin bangga jadi WNI.
Oleh : Moses Waker )** Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 890 Kali