- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
- Lihat Potensi Besar Keberhasilan Program bagi Pemuda, Pj Bupati Nagan Raya Dukung Penuh AMANAH
- Waspadai Provokasi dan Propaganda Kelompok ULMWP Demi Kumpulkan Massa, Papua Sepenuhnya Bagian NKRI
- Waspadai Adanya Mobilisasi Massa dari Aksi Kelompok ULMWP
- Jaga Persatuan Pasca Pemilu, Mayday 2024 Harus Berlangsung Kondusif
- Home
- Gaya Hidup
- Perkuat Adaptasi Kebiasaan Baru Cegah Covid-19
BERITAJABAR.ID - Istilah new normal diganti menjadi adaptasi kebiasaan baru agar masyarakat lebih sadar untuk menjaga higienitas. Karena pandemi masih belum berakhir, bahkan Covid-19 bisa menyebar melalui airborne. Jadi kita masih harus pakai masker dan mematuhi protokol kesehatan, seperti pada masa awal pandemi.
Achmad Yurianto, juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 menyatakan bahwa pemerintah mengganti istilah new normal jadi ‘adaptasi kebiasaan baru. Perubahan ini dilakukan karena orang-orang salah paham dan hanya membaca kata ‘normal’, sehingga dipikir bahwa keadaan sudah normal, padahal masa pandemi masih berlaku.
Yuri menambahkan bahwa masyarakat seharusnya tetap disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan, seperti saat awal serangan Covid-19 di Indonesia. Pemerintah tidak henti-hentinya mengkampanyekan untuk rajin cuci tangan atau pake hand sanitizer, pakai masker, dan jaga jarak. Juga menyarankan agar masyarakat menjaga kesehatan dan imunitas lingkungan.
Adaptasi kebiasaan baru berarti berusaha hidup dengan produktif walau ada virus covid-19 di Indonesia. Kita hidup berdampingan dengan Covid-19 dan bekerja kembali di luar rumah, dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Karena virus ini tidak akan menular ketika manusia sehat. Jadi new normal bukanlah back to normal dan tidak menjalankan aturan kesehatan.
Kebingungan istilah new normal membuat masyarakat melepaskan masker dan mulai bepergian lagi seperti biasa, bahkan berwisata ke luar kota. Padahal hal ini berbahaya karena virus covid-19 saat ini bermutasi sehingga bisa menular lewat udara, bukan lewat droplet seperti dulu. Jadi satu-satunya perlindungan adalah memakai masker kain.
Kita juga masih wajib menjaga jarak (physical distancing). Di era adaptasi kebiasaan baru ini, kendaraan umum tidak boleh terisi penuh, dan ada kursi yang diberi tanda silang agar tidak diduduki. Di tempat umum seperti Bank dan Rumah Sakit juga seperti itu. Tanda silang itu sebagai pembatas dan jangan malah duduk berdempetan di satu kursi.
Di masa adaptasi kebiasaan baru ini, sekolah bisa mulai dibuka. Namun dengan beberapa syarat, yakni lokasinya berada di zona hijau. Yang boleh dibuka juga setingkat SMU dan SMP, karena untuk anak SD dan TK masih rawan tertular Covid-19. Murid tidak datang setiap hari, hanya 2 sampai 3 kali seminggu dan sisanya dengan pembelajaran online di rumah.
Di masa adaptasi kebiasaan baru, pasar juga dibuka lagi. Namun dengan syarat pedagang dan pembeli harus pakai masker, dan disediakan hand sanitizer. Begitu juga dengan orang-orang di sekeliling pasar, seperti tukang parkir, penjual kaki lima, juga harus pakai masker kain. Karena penyebaran Covid-19 juga bisa terjadi melalui uang kertas, selain via droplet.
Di pasar juga sering diadakan rapid test untuk mengetahui apakah ada yang positif Covid-19. Karena sekarang banyak OTG alias orang tanpa gejala yang tidak demam dan batuk, ternyata ketika dites, hasilnya terinfeksi covid-19. Ketika ada pedagang yang kena Covid-19 maka ia segera dirawat, pasar ditutup sementara, dan disemprot cairan disinfektan.
Pusat perbelanjaan juga dibuka lagi namun sebelum masuk, harus cuci tangan dan diperiksa suhu badannya. Di dalam supermarket juga dibatasi jumlah pengunjungnya agar tetap mematuhi aturan jaga jarak. Pembeli yang akan masuk namun tidak memakai masker, langsung disuruh pulang. Pembayaran juga memakai non tunai alias pakai uang digital.
Adaptasi kebiasaan baru menggantikan istilah new normal agar masyarakat tidak bingung dengan kata ‘normal’. Pemerintah selalu mengkampanyekan untuk hidup bersih dan mematuhi protokol kesehatan, dan jangan lupa pakai masker. Karena sekarang Covid-19 makin ganas dan bisa menular lewat udara, jadi masyarakat harus tetap waspada.
Oleh : Edi Jatmiko )* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 890 Kali