- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
- Lihat Potensi Besar Keberhasilan Program bagi Pemuda, Pj Bupati Nagan Raya Dukung Penuh AMANAH
- Waspadai Provokasi dan Propaganda Kelompok ULMWP Demi Kumpulkan Massa, Papua Sepenuhnya Bagian NKRI
- Waspadai Adanya Mobilisasi Massa dari Aksi Kelompok ULMWP
- Jaga Persatuan Pasca Pemilu, Mayday 2024 Harus Berlangsung Kondusif
BERITAJABAR.ID - Banyak aplikasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di tengah pandemic covid-19, seperti Google hangout, Whatsapp Zoom, Skype, Google Meet, dan aplikasi lainnya tiba-tiba menjadi platform penghubung komunikasi interaktif di dalam kelompok masyarakat mengalami peningkatan jumlah download, bahkan banyak aplikasi web yang ditawarkan sebagai bisnis, seperti yang dikemukakan oleh founder IndoTelko Forum Doni Ismanto Darwin melihat, pencegahan penyebaran dampak Covid-19 bisa mendatangkan peluang usaha bagi pemain TIK, tetapi juga ancaman bagi pelaku usaha di sektor tersebut.
Di samping itu, pemanfaatan telekonferensi seperti audio conference, webinars biasanya menggunakan aplikasi (software) khusus yang disediakan oleh provider web conference dengan cara berlangganan, dan memanfaatkan teknologi internet khususnya TCP/IP connection atau memanfaatkan video conference begitu menjadi popular dikalangan pemerintah, akademisi maupun praktisi dan menjadi hal yang biasa bagi setiap segmen masyarakat bahkan mereka memposting kegiatannya di media social, seperti facebook. Instagram dan Twitter, You Tube yang makin marak seperti menunjukkan eksistensi diri dalam dunia digital.
Fenomena komunikasi tersebut sebagai akibat pemberlakukan work from home (WFH) untuk mengatasi Covid 19 dan wacana pun berkembang, pemerintah Indonesia akan memberlakukan skenario normal baru mulai Juni, tepatnya pada rancangan timeline yang sudah dipublikasikan secara luas yaitu pada tanggal 5 Juni 2020, sementara pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang merujuk pada UU Nomor 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. masih belum dicabut sehingga masyarakat berpikir pandemic Covid 19 akan segera berakhir dan memulai hidup normal baru. Akankah diterapkan? Sementara jumlah yang penderita Covid 19 semakin meningkat.
Terlepas dari semu itu, dilihat dari sisi pemanfaatan media digital tanpa kita sadari, kita sudah masuk dalam tahap normal baru, seperti yang dilansir dari Lexico, situs di bawah pantauan Oxford, dijelaskan sebagai keadaan yang sebelumnya tidak biasa atau familiar yang kemudian dijadikan standar, kebiasaan atau ekspektasi. Sebagai contoh, kita 'terpaksa' beralih bekerja dan belajar melalui internet, atau penggunaan masker serta belanja serba online. Peristiwa komunikasi ini sudah berjalan kurang lebih selama tiga bulan.
Dampak dari pemanfaatan teknologi internet menurut Computer Weekly adalah inisiasi WFH dimana siswa belajar dari rumah, bekerja dari rumah bahkan semua aktivitas sosial dan ekonomi dilakukan dari rumah memberikan intervensi atau tekanan secara global untuk terbiasa dengan peralatan TIK dan koneksi internet dan teknologi ini juga membantu dalam memonitor, melacak, mengelola penyebaran virus, serta menganalisis data pergerakan virus SARS-CoV-2. Selain itu, ada banyak aplikasi yang diluncurkan untuk memantau kondisi Kesehatan dan bidang lainnya. Dampak lainnya, orang atau sekelompok orang sudah terbiasa melakukannya, dan dari hasil pengamatan penulis, sudah tidak aneh lagi belajar dan bekerja menggunakan internet dari rumah dan secara psikologis yang tadinya terganggu menjadi terbiasa, perubahan pola pikir, sikap dan perilaku yang positif dan secara negative dapat menimbulkan cyber crime karena factor kesulitan ekonomi dan terkadang lupa akan waktu.
Dengan demikian, digitalisasi menurut Profesor Sherry Turkle dari MIT Amerika Serikat dan pengarang Reclaiming Conversation: The Power of Talk in a Digital Age membuat analisa bahwa pandemi Covid-19 membuat kehidupan digital akan menjadi lebih sehat. Orang-orang yang menghabiskan waktu dengan gawainya, mulai berpikir untuk mencari manfaat lebih baik. Walaupun kita belum tahu pasti kapan pandemi Covid-19 berakhir. Yang jelas Covid-19 secara radikal mempercepat masa depan digital
Referensi
https://inet.detik.com/cyberlife/d-5032068/new-normal-adalah-dunia-baru-yang-mengubah-teknologi?_ga
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 890 Kali