- Pembukaan WWF ke-10: Indonesia Dorong Kolaborasi Hadapi Masalah Air Global
- Kemegahan Gala Dinner WWF 2024 Buka Kemitraan Antarbangsa untuk Perlindungan Sumber Daya Air Dunia
- Tokoh Adat Hingga Mahasiswa Denpasar Ajak Masyarakat Dukung WWF ke-10
- WWF Bali, Indonesia Perkenalkan Program Pamsimas Wujud Nyata Pemberdayaan Masyarakat
- Provokasi TPNPB OPM Ganggu Aparat Keamanan Jaga Kondusivitas dan Hambat Percepatan Pembangunan Papua
- Kolaborasi Antar Pihak Jadikan Ruang Digital Penuh Kedamaian Pasca Pemilu
- Apresiasi Pembangunan Berkelanjutan di Papua dengan Konsep Ekonomi Hijau
- Indonesia Buka Momen Berbagi Inovasi Hadapi Tantangan Pengelolaan Air Global Dalam Even WWF ke-10 Bali
- Peran Strategis Indonesia Dalam WWF ke – 10 Bali Wujudkan Akses air bersih dan Sanitasi
- Dukungan Pencinta Air Ciliwung di World Water Forum ke 10 di Bali
- By AdminJabar
- 26 Okt 2023
Beredar Video AI Munculkan Jokowi Berbahasa Mandarin, Pengamat Sebut Palsu Membahayakan Publik
BERITAJABAR.ID, Jakarta — Sebuah video menampilkan AI (kecerdasan buatan) menggambarkan Presiden Joko Widodo berbicara dalam bahasa Mandarin menjadi sorotan publik. jelang pemilihan umum (Pemilu) yang semakin dekat, video tersebut telah memicu perdebatan dan kekhawatiran akan potensi hoaks yang bisa mempengaruhi opini publik.
Pengamat sekaligus pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, memberikan pernyataan bahwa penemuan ini mengonfirmasi bahwa video tersebut adalah hasil manipulasi kecerdasan buatan.
“Satu video Presiden Jokowi asli berbahasa Inggris, dan satu lagi video berbahasa Mandarin secara lisan tanpa tulisan. Padahal seharusnya video apa yang diterjemahkan oleh sumber, harus disampaikan dengan bahasa yang asli yaitu bahasa Inggris. Jika pun terjemahan, maka dalam bentuk teks," terang Emrus.
Menurut Emrus, jika video pidato berbahasa Mandarin, mestinya perlu teks alih bahasa bagi penonton untuk mengontrol makna pidato lisan.
“Video Presiden Jokowi berpidato bahasa Mandarin tersebut juga menimbulkan multi tafsir yang rawan menarasikan seolah Presiden Jokowi bagian dari kekuatan kepentingan ekonomi yang ada di China,” imbuhnya.
Dalam video tersebut, Presiden Jokowi tampak berbicara dengan lancar dalam bahasa Mandarin, sebuah kemampuan linguistik yang belum pernah diperlihatkan sebelumnya. Meskipun video ini telah menjadi viral di media sosial, banyak pengamat dan ahli kecerdasan buatan mendesak masyarakat untuk menjaga kewaspadaan terhadap kemungkinan keaslian rekaman tersebut.
Dalam perkembangan terbaru dan hasil penelusuran menunjukkan bahwa video tersebut adalah hasil manipulasi dengan mengambil rekaman video pidato Presiden Jokowi saat Gala Dinner USINDO, US Chamber, dan USABC di Amerika Serikat pada tahun 2015. Rekaman asli tersebut sebelumnya telah tersedia di platform YouTube pada tautan https://youtu.be/6G604qxWaNQ?si=coW08xmXyMw5fTFC.
Video tersebut kemudian dimanipulasi dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan ilusi bahwa Presiden Jokowi berbicara dalam bahasa Mandarin dengan fasih. Kini video manipulasi tersebut telah menimbulkan banyak pertanyaan tentang etika penggunaan teknologi dalam konteks politik dan Pemilu.
Emrus pun menegaskan perlunya tindakan tegas Kementerian Komunikasi dan Informasi selaku pihak berwenang untuk menghentikan penyebaran video manipulasi kecerdasan buatan tersebut.
“Kementerian Komunikasi dan Informasi harus secara masif menjelaskan video pidato Presiden Jokowi ke ruang publik, yang seolah-olah lisan dalam bahasa Mandarin. Padahal idealnya, bahasa asing yang disampaikan secara lisan juga harus disertai teks tertulis atau running text juga,” tegas Emrus.
Tak hanya itu Emrus pun mensinyalir ada kepentingan di balik manipulasi dan penyebaran video tersebut. Publik dari beberapa pengguna media sosial juga mendesak pihak berwenang untuk menindak tegas pelaku manipulasi dan penyebar video tersebut karena merasa hoaks dan informasi palsu dapat menjadi ancaman serius terhadap demokrasi dan stabilitas politik.
Di tengah maraknya informasi palsu dan hoaks menjelang Pemilu, masyarakat diingatkan untuk selalu memverifikasi sumber informasi dan menggunakan pertimbangan yang bijak dalam membentuk pendapat mereka.
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 902 Kali