
- UU Cipta Kerja Bangkitkan Sektor Properti
- Gugatan Praperadilan Rizieq Shihab Ditolak Haki
- Kalangan Ponpes dan Santri Siap Mensukseskan Program Vaksinasi Nasional
- Pemuda Papua Mendukung Penumpasan OPM
- POD I Kaliberau Dalam Selesai 22 Bulan Sejak Penemuan Struktur Kaliberau Dalam
- UU Cipta Kerja Wujudkan Indonesia Unggul di Kawasan Asia
- Pemblokiran Rekening FPI Sudah Sesuai Aturan
- Mengecam Aksi KKB Membakar BTS di Papua
- Vaksin Sinovac Mendapat Izin BPOM Siap Diedarkan
- Komnas HAM Nyatakan Anggota FPI Memiliki Senjata Api


BERITAJABAR.ID - Otonomi khusus adalah program istimewa di Papua dan Papua Barat yang memberi dana dari pemerintah pusat. Dana itu untuk memajukan Bumi Cendrawasih dan dijadikan modal untuk membangun berbagai fasilitas. Masyarakat menanti otsus jilid 2 karena akan membawa kemajuan di bidang kesehatan.
Masyarakat Papua menanti tahun 2021 karena akan ada perpanjangan otonomi khusus. Program yang ada sejak tahun 2001 ini dibuat agar Bumi Cendrawasih memiliki banyak kemajuan dan tidak ada ketimpangan ekonomi antara Indonesia barat dan timur. Selain untuk ekonomi dan infrastruktur, dana otsus juga disalurkan ke bidang kesehatan dan pendidikan.
Bidang kesehatan sangat penting untuk diberi dana otonomi khusus. Karena untuk mencegah warga Papua sakit dan tidak tertolong, karena letak puskesmas atau Rumah Sakit yang terlalu jauh. Dari anggaran 8 Trilyun rupiah sebagai total dana otsus tahun 2020, setdaknya 20% diberikan untuk mengatasi masalah kesehatan di Bumi Cendrawasih.
Selama ini ada beberapa masalah kesehatan yang lazim terjadi Papua. Di antaranya fasilitas kesehatan yang terlalu jauh, tenaga kesehatan yang minim, pendekatan pelayanan yang kurang tepat, dan kualitas nakes yang belum memadai. Papua mencakup hampir seperlima wilayah Indonesia, namun jumlah RS dan Puskesmas tidak seimbang dengan jumlah penduduknya.
Dana otsus sangat diperlukan untuk membangun klinik dan Puskesmas baru. Sehingga tidak ada lagi cerita seseorang yang kritis tapi tak tertolong, karena terlalu lama dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan. Pembangunan Rumah Sakit diperbanyak sampai ke daerah kecil, seperti di Numfor, Kepulauan Biak. Masyarakat sekitar sana bisa langsung datang untuk berobat atau rawat inap.
Pemberian dana otonomi khusus tidak tanggung-tanggung, sampai 100 Milyar untuk biaya operasional sebuah RSUD di Papua. Uang itu dirupakan obat-obatan, alat kesehatan, dan penunjang lain agar RSUD bisa melayani para pasien dengan maksimal. Jadi anggarannya tak hanya untuk membangun gedung Rumah Sakit, namun sekalian biaya operasionalnya.
Masalah tenaga kesehatan juga jadi perhatian masyarakat Papua. Dengan dana otsus, penambahan jumlah perawat, dokter, bidan, dan nakes lain bisa berjalan lancar. Jika memang jumlahnya kurang, bisa dibuka rekrutmen dari wilayah luar. Para tenaga kesehatan yang direkrut juga harus memiliki kemampuan yang kompeten, agar pasien lekas sembuh.
Untuk menambah jumlah tenaga kesehatan, maka dana otsus juga diberikan kepada calon dokter dan perawat. Para lulusan SMA yang ingin jadi nakes bisa berkesempatan mendapat beasiswa otsus dan kuliah di Jawa, bahkan luar negeri. Beasiswa ini tak hanya untuk pendidikan setingkat Diploma, tapi juga S1 bahkan S2. Untuk dokter juga ada beasiswa spesialis.
Dokter Johannes Daniel Amsamsium memuji pemberian dana otsus karena bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Papua. Para putra Papua bisa makin cerdas dan meraih cita-cita jadi tenaga kesehatan, berkat otsus. Setelah lulus, mereka bisa kembali ke Bumi Cendrawasih dan mengabdikan diri di sana.
Ketika banyak putra Papua yang akhirnya jadi dokter, bidan, dan perawat, maka masyarakat senang karena banyaknya tenaga kesehatan yang kompeten. Otomatis tingkat kesehatan di Bumi Cendrawasih jadi meningkat dan tak ada lagi anak yang sakit tapi terpaksa tak mendapat perawatan, karena minimnya jumlah tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, program otsus jilid 2 wajib didukung. Tak hanya oleh warga asli Papua, namun juga seluruh masyarakat Indonesia. Otonomi khusus sangat memajukan Bum Cendrawasih dan mengurangi tingkat penularan penyakit di sana. Karena sudah banyak RS dan Puskesmas yang dibangun, dan bertambahnya jumlah dokter dan nakes lain.
Oleh : Sabby Kosay )* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta
TAGS: | covid19 virus-corona |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
UPDATE COVID-19
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 17:07:33 / 13 Apr 2020
Penanganan Covid-19 Sesuai Standar Internasional
Rumor penarikan Dubes Australia Gary Quinlan AO yang dikaitkan dengan buruknya penanganan Covid-19...
Berita Populer
-
Pemerintah Rencanakan Karantina Wilayah Bukan Lock
Senin, 30 Mar 2020 - Dilihat 391 Kali