BERITAJABAR.ID, Jakarta – Pemerintah Indonesia menanggapi dengan kebijakan tegas Amerika Serikat yang memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap sejumlah ekspor produk nasional. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia tidak akan tunduk pada tekanan sepihak dari negara mana pun.
“Indonesia adalah negara merdeka yang tidak bisa ditekan oleh kebijakan sepihak dari negara mana pun,” ujar Prabowo di Jakarta.
Menurutnya, Indonesia memiliki prinsip untuk menjaga martabat dan keterlindungan ekonomi, serta memperjuangkan sistem perdagangan yang adil, setara, dan saling menguntungkan.
Pemerintah memilih langkah-langkah inovatif dengan mengedepankan dialog. Delegasi tingkat tinggi telah dikirim ke Washington untuk membahas jalan keluar terbaik.
“Kami terbuka untuk berdiskusi, namun kami akan tetap menjaga prinsip untuk melindungi kepentingan nasional dan tidak mengorbankan strategi sektor-sektor,” tegas Prabowo.
Ia menilai bahwa negosiasi harus dilakukan dari posisi yang kuat, bukan dalam posisi yang ditekankan oleh keputusan sepihak.
Presiden juga menekankan pentingnya memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
“Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu mendukung sektor-sektor yang terdampak, seperti industri padat karya dan UMKM,” ujarnya.
Hal ini, menurut Prabowo, menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperkuat daya saing domestik dan memperluas pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berpendapat bahwa pemerintah tengah menyusun lima kesepakatan strategi dengan pihak AS untuk memitigasi dampak kebijakan tarif.
“Kami telah bertemu Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan menyampaikan kesiapan Indonesia untuk bernegosiasi demi solusi yang lebih adil,” ujar Sri Mulyani.
Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak menolak kerja sama, namun akan tetap menjaga kedaulatan ekonominya. Sri Mulyani juga melaporkan hasil kunjungannya kepada Presiden Prabowo.
“Presiden menyambut baik langkah-langkah ini dan mendukung penuh upaya tim ekonomi nasional,” katanya.
Menurut Sri Mulyani, sinergi antara diplomasi dan penguatan ekonomi dalam negeri menjadi kunci menghadapi tantangan global.
Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa langkah-langkah yang diambil bersifat responsif, terukur, dan kolaboratif. Indonesia tidak hanya fokus pada solusi jangka pendek, namun juga mempersiapkan kebijakan jangka panjang yang akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi domestik, melindungi pelaku usaha nasional, dan memastikan bahwa Indonesia tetap berdiri tegak sebagai negara yang dihormati di panggung internasional.-
[edRW]