BERITAJABAR.ID, Jakarta – Fundamental perekonomian Indonesia tetap kuat di tengah berbagai tantangan global yang melanda dunia. Berbagai indikator menunjukkan stabilitas perekonomian yang baik, mencerminkan ketahanan perekonomian nasional dalam menghadapi dinamika yang ada. Namun di sisi lain, masyarakat perlu mewaspadai narasi-narasi yang berusaha menggiring opini tentang pelemahan ekonomi yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meskipun pergerakan rupiah fluktuatif. Airlangga menyebut fundamental ekonomi kuat dilihat dari cadangan devisa yang kuat, neraca perdagangan yang juga bagus, dan devisa hasil ekspor (DHE) yang saat ini semuanya disimpan di dalam negeri.
“Ya rupiah seperti biasa berfluktuasi, tetapi tentu kami lihat secara fundamental kuat, kemudian juga kami lihat nanti dalam jangka menengah dan panjang,” kata Airlangga.
Menko melanjutkan Pemerintah saat ini telah mengatur agar rancangan hasil ekspor disimpan di dalam negeri.
“Kita sudah melaksanakan yang namanya devisa hasil ekspor. Jadi, kita tidak terpojok ke depan sehingga fundamental devisa hasil ekspor juga akan memperkuat posisi rupiah,” sambungnya.
Selain itu, ketahanan sektor perbankan dan keuangan Indonesia juga menjadi bukti lain dari kuatnya fundamental perekonomian nasional. Sektor perbankan tetap memiliki likuiditas yang cukup, rasio kecukupan modal berada pada tingkat yang aman, dan kredit terus mengalir untuk mendukung sektor riil. Hal ini menunjukkan bahwa sistem keuangan Indonesia tetap kokoh dan mampu menghadapi tekanan eksternal.
Asisten Gubernur Kepala Departeman Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, Solikin M. Juhro menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih dalam kondisi baik dan jauh dari kondisi krisis 1998.
Hal ini dilihat dari indikator makroekonomi seperti pertumbuhan PDB pada tahun 2024 sebesar 5,02 persen, inflasi 1,57 persen, transaksi berjalan dengan defisit tipis 0,32 persen, serta rasio permodalan perbankan (CAR) sebesar 27,76 persen.” tegas Solikin.
Keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi utama di dunia. [^]