- Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK pada Sidang Sengketa Pemilu 2024 Sah
- Pembangunan Papua Menjadi Bukti Pemerintah Wujudkan Kesejahteraan Papua
- Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK pada Sengketa Pemilu
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024
- Parpol dan Elite Politik Harus Tunjukkan Kedewasaan Usai Hasil Sengketa Pemilu Diumumkan
- IKN Nusantara Memiliki Magnet Kuat Terhadap Investor Asing
- BIN Bekali Generasi Muda Rasa Nasionalisme Melalui AMN Manado
- Tindak Tegas OPM Sumber Penderitaan Masyarakat Papua
- Jadi Bagian dari Program AMANAH, Pemuda Aceh Mampu Berkembang dan Mandiri
- UU Cipta Kerja Bermanfaat Menggerakan Perekonomian Nasional
- Home
- Internasional
- Ekuador Makin Horor
BERITAJABAR.ID - Guayaquil, Negara di Amerika Tengah ini benar-benar babak belur dihajar virus Corona. Pemandangan menyeramkan terlihat di berbagai sudut kota gara-gara pandemi COVID-19.
Jenazah terlihat tergeletak di pojok Kota Guayaquil, Ekuador. Jenazah ini hanyalah satu dari banyak korban tewas COVID-19. Hingga 1 April 2020, ada 1.937 orang di sini dinyatakan positif terjangkit virus SARS-CoV-2.
Pemakaman umum di kota ini ambruk di tengah pandemi. Seorang perempuan di sini bahkan melaporkan ayahnya meninggal di pangkuannya sesudah 24 jam di rumah. Mundur sedikit ke ujung Maret, 300 mayat diangkut polisi dari rumah-rumah warga.Dialnsir BBC, sejumlah gelandangan meninggal di jalan-jalan. Ini bak novel karya Joseph Conrad, The Heart of Darkness: horor, horor. Bedanya, horor ini terlalu nyata.
Rumah sakit kewalahan menampung pasien maupun jenazah. Kota ini benar-benar suram dirundung makhluk superkecil. Wali Kota Guayaquil, Cyntia Viteri, berhadap-hadapan dengan pemerintah nasional.Sayangnya, tak ada pula yang bersedia menguburkan. Akhirnya mayat-mayat sekadar ditaruh di pinggir jalan, terjerang matahari, bau busuknya tercium ke mana-mana.
Horor! Begitulah yang terjadi di Ekuador. Mayat hingga peti jenazah bergeletakan di jalanan saat pandemi Corona (Covid -19). Begini penampakannya. Foto: Getty Images |
Guayaquil adalah kota terbesar di Ekuador dengan kematian tertinggi di Amerika Latin. Presiden Ekuador, Lenn Moreno, membentuk tim gabungan untuk membantu pemulasaraan jenazah.
Jumat (3/4), dilansir AFP, 150 jasad dari jalan-jalan dan rumah-rumah warga diangkut. Nampaknya kedukaan ini belum akan segera berakhir. Pemerintah Ekuador mengingatkan bahwa hingga 3.500 orang bisa meninggal karena wabah ini dalam beberapa bulan mendatang. Karena kondisinya separah ini, pemerintah sampai memohon maaf ke rakyat.
Horor! Begitulah yang terjadi di Ekuador. Mayat hingga peti jenazah bergeletakan di jalanan saat pandemi Corona (Covid -19). Begini penampakannya. Foto: Getty Images
"Kami mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada mereka yang harus menunggu berhari-hari agar orang-orang terkasih mereka (yang meninggal) dibawa," kata Juru bicara pemerintah pemerintah, Jorge Wated.
Tak cukup jubir yang meminta maaf, Wakil Presiden Ekuador Otto Sonnenholzner juga meminta maaf. "Kami telah melihat gambar yang seharusnya tidak pernah terjadi dan sebagai pelayan publik, saya minta maaf," kata Sonnenholzer dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh media lokal pada Sabtu (4/4), dilansir AFP.Horor! Begitulah yang terjadi di Ekuador. Mayat hingga peti jenazah bergeletakan di jalanan saat pandemi Corona (Covid -19). Begini penampakannya. Foto: Getty Images
Tradisi di kota ini, jenazah dimakamkan bersama peti, bukan dikremasi. Masalahnya, kota ini kehabisan peti. Otoritas kota pelabuhan tersebut mengatakan bahwa mereka telah menerima donasi 1.000 peti mati dari bahan kardus dari produsen lokal, dan mengantarkannya untuk digunakan di dua areal pemakaman setempat.
"Ini agar mereka bisa memenuhi permintaan," ujar juru bicara balai kota seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (6/4). Pengusaha peti jenazah setempat, Santiago Olivares, kesulitan memproduksi peti karena aturan jam malam selama 15 jam. Jam malam itu membuatnya kesulitan mendapatkan bahan baku seperti kayu dan logam.
"Tidak ada peti mati di kota atau itu sangat mahal," kata juru bicara balai kota Guayaquil seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (6/4/2020).
Peti mati termurah di kota Guayaquil dijual seharga US$ 400. Kehadiran peti mati dari kardus diharapkan membantu warga miskin yang mengisi 17% penduduk kota ini.
sumber:detik.com
TAGS: | covid19 virus-corona nasional kesehatan |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 866 Kali