- Optimalisasi Penegakan Hukum Kepada OPM Mutlak Diperlukan
- Mempertahankan Sinergitas dan Situasi Kondusif Jelang Putusan Sidang MK
- Situasi Kondusif Penting Untuk Jaga Stabilitas Keamanan Pasca Pemilu
- Bukti Bagian Integral NKRI, Pemerintah Serius Tekan Kemiskinan di Papua
- Pemerintah Optimal Jaga Kekayaan Papua untuk Kebermanfaatan Rakyat
- Wujudkan Kondusivitas Pasca Pemilu, Waspada Hoax Berkaitan Sidang Sengketa di MK
- Pemuda Harus Pahami Konteks Pelanggaran HAM Papua, BEM Jangan Terbalik Bela KST
- Pemerintah Optimis Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2024 Semakin Pesat
- Sikapi Apapun Hasil Pemilu, Masyarakat Harus Tunjukkan Kedewasaan Demokrasi
- Masyarakat Tolak Penyebaran Radikalisme
- Home
- Sekitar Kita
- Demo Picu Kluster Baru Covid-19
BERITAJABAR.ID - Dalam aksi demonstrasi menolak pengesahan omnibus law yang diselenggarakan oleh para buruh, rupanya tidak sedikit para buruh yang mengalami ketidakstabilan emosi saat aksi turun ke jalan. Akibatnya banyak pihak yang mengabaikan protokol kesehatan sehingga memudahkan seseorang tertular Covid-19.
Dalam sebuah kerumunan
populasi yang besar, tentu kita tidak bisa menjamin bahwa seluruh pesertanya
tidak ada yang membawa virus. Hal ini diperparah dengan kontak fisik langsung
dengan permukaan yang terkontaminasi tak bisa dihindari, entah menyentuh mulut,
hidung atau mata sebagai pintu masuk infeksi virus corona.
Rupanya
selain tidak adanya jaga jarak selama aksi, ketidakstabilan emosi juga turut serta
dalam meningkatkan potensi penularan covid-19. Hal tersebut dibenarkan oleh
Pakar Keperawatan Universitas Indonesia (UI) DR. Agus Setiawan, dirinya
mengatakan ketidakstabilan emosi pendemo justru dapat mempengaruhi pada status
mental yang berujung pada penurunan imunitas tubuh.
Agus mengatakan, dirinya tidak mempermasalahkan substansi
dari aksi tersebut, karena menyampaikan pendapat itu juga penting karena
merupakan hak semua orang. Tapi menyetop penularan covid-19 dan mencegah
terbentuknya cluster baru juga menjadi kewajiban kita dan harus menjadi
perhatian kita semua. Kasihan tenaga kesehatan yang sudah kelelahan dan banyak
yang menjadi korban.
Sementara itu, sebanyak 12 buruh yang bekerja di sebuah
pabrik pakaian olahraga di Kabupaten Tangerang terkonfirmasi reaktif Covid-19
usai menjalani tes rapid.
Tes rapid tersebut dilakukan kepada para buruh saat
sedang melakukan aksi unjuk rasa di depan pabrik dalam rangka agenda menolak
pengesahan UU Cipta Kerja.
Juru Bicara
Gugus Tugas Covid-19 Hendra Tarmidzi membenarkan hal tersebut. Dirinya
menyebutkan bahwa rapid test tersebut dilakukan secara dadakan.
Pada
kesempatan berbeda, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 mengatakan, saat ini
terdapat kelompok masyarakat yang menyampaikan aspirasi secara terbuka, dengan
jumlah yang banyak, hal ini tentu menjadi potensi klaster covid-19. Hal ini
tentu akan menjadi sesuatu yang kontraproduktif dalam perjuangan Indonesia
melawan penyebaran virus corona.
Dirinya
menegaskan, dalam perang melawan Covid-19, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah
dan tenaga kesehatan. Namun, peran serta masyarakat dalam penerapan protokol
kesehatan juga menjadi hal yang penting. Dalam kondisi saat ini, jaga jarak
mutlak dilakukan.
Aksi demo
massif ini dikhawatirkan akan banyak pihak yang menjadi ruang penularan virus
corona. Munculnya klaster demonstrasi tentu dapat menjadi risiko besar dalam
penyampaian pendapat tanpa mematuhi protokol kesehatan.
Alih-alih
menuntut hak, klaster demonstrasi memiliki potensi membuat para buruh tertular
Covid-19 yang bisa berakibat fatal.
Perlu kita
ketahuhi bahwa dengan menjaga jarak minimal 1 meter, maka hal ini akan
mengurangi risiko penularan covid-19 sampai 85%. Sementara itu, memakai masker
bedah akan mengurangi risiko penularan sebanyak 70%.
Di Jakarta,
telah ditemukan sebanyak 14 orang demonstran dalam unjuk rasa penolakan
undang-undang cipta kerja. 14 orang tersebtu berasal dari 1.192 demonstran yang
diamankan oleh Polda Metro Jaya.
Wakil
Gubernur Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, 14 orang tersebut terdiri dari
pelajar dan mahasiswa. Selanjutnya, pemprov DKI akan melakukan penelusuran (tracing) untuk menindaklanjuti hasil
tes yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya.
Terkait
penanganan 14 orang tersebut, Riza
menyebutkan, pihaknya menyerahkan kepada Dinas Kesehatan DKI apakah akan
ditempatkan di wisma atlet atau ke lokasi lainnya untuk menjalankan isolasi.
Pihak
kepolisian sebelumnya juga telah melakukan rapid
test terhadap 1.192 orang yang diamankan saat unjuk rasa tolak omnibus law
di Jakarta. Hasilnya, 34 peserta aksi diantaranya menunjukkan hasil reaktif.
Apalagi
dengan peningkatan jumlah pasien Covid-19 yang telah terjadi terutama karena
Orang Tanpa Gejala (OTG) yang mengabaikan perilaku protokol kesehatan di
berbagai daerah.
Apabila
ditemukan peserta demonstrasi yang positif Covid-19, tentu saja pelacakan
dengan kontak erat (tracing) akan sulit dilakukan. Hal ini karena kebanyakan
peserta demonstrasi tidak saling kenal dengan orang yang ada di sekitarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa aksi demonstrasi yang mengabaikan protokol kesehatan, sangatlah berpotensi dalam menambah angka kejadian positif covid-19. Sudah 7 bulan Pemerintah dan tenaga medis berperang melawan virus mematikan ini, tentu saja akan menjadi hal yang sia-sia jika masyarakat tetap tidak mematuhi protokol kesehatan selama di luar rumah.
Oleh :Raavi Ramadhan )* Penulis aktif dalam lingkar Pers dan mahasiswa Cikini
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 15:32:55 / 30 Des 2022
Ciptakan Tahun Baru Kondusif, Radikalisme dan Terorisme Perlu Diantisipasi Bersama
BERITAJABAR.ID - Upaya untuk bisa menciptakan perayaan tahun baru yang kondusif perlu untuk...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 858 Kali