- Aparat Keamanan Mulai Babak Baru Dalam Menumpas OPM dari NKRI
- Implementasi UU Cipta Kerja Berdampak Positif Bagi Perekonomian
- AMN Manado Bantu Generasi Muda Raih Mimpi Besar
- Keberadaan Papua dalam NKRI Bukti Nyata Persatuan Rakyat pada Panji Bhineka Tunggal Ika
- Pentingnya Sinergitas Antar Pihak Lahirkan Pilkada 2024 Damai dan Lancar
- Jadi Bagian AMANAH, Pemuda Aceh Mampu Tingkatkan Kreativitas dan Inovasi
- Apresiasi Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintahan Papua Tengah
- Redam Penyebaran Paham Radikal Dengan Pendekatan Islam Moderat dan Penuh Toleransi
- Pentass Sambut Baik Dukungan 8 Parpol untuk Supian Suri Nyalon Wali Kota Depok
- Kehadiran Papua dalam Bingkai NKRI Semakin Perkuat Identitas Nasional
- Home
- Sekitar Kita
- Waspadai Provokasi KAMI Terhadap Demo Buru
BERITAJABAR.ID - Demo buruh untuk memprotes omnibus law dimanfaatkan oleh KAMI sebagai ajang aji mumpung. Mereka mendukung aksi itu, namun hanya sebagai topeng agar mendapat simpati buruh. Padahal kenyataannya, KAMI hanya memprioritaskan kepentingannya sendiri tanpa peduli dengan nasib buruh.
Gatot
Nurmantyo sebagai presidum KAMI menyatakan bahwa ia dan organisasinya siap
mendukung aksi buruh dalam pemogokan massal dan demo melawan omnibus law. Bahkan
purnawirawan ini ikut-ikutan menilai buruk omnibus law, yang menurutnya kurang
menguntungkan. Gatot ingin mencitrakan diri sebagai sosok yang mendukung rakyat
kecil.
Padahal
kita justru waspada dengan manuver KAMI yang satu ini. Mumpung ada aksi menentang
pemerintah, maka organisasi ini ikut-ikutan dan seolah-olah membela buruh.
Padahal dukungan yang diberikan itu palsu dan tak jelas bagaimana wujudnya.
Apakah mereka benar-benar mau turun ke jalan berpanas-panasan sambil memprotes?
Apalagi
KAMI terdiri dari orang-orang berusia lanjut (baca: di atas 40 tahun) sehingga
ketahanan tubuhnya diragukan. Sepertinya sangat tidak mungkin mereka mau ikut
berdemo. Lantas dukungan apa yang bisa diberi untuk buruh? Hanya kata-kata
motivasi? Amatlah absurd dan tidak mengenyangkan.
Justru
dukungan itu malah mengadu antara pemerintah dengan rakyat. KAMI merasa senang
karena akhirnya ada demo lagi sehingga bisa dimanfaatkan untuk menumpang
ketenaran. Dengan pernyataan dukungan, maka seolah-olah mereka pro buruh.
Padahal hanya aji mumpung, karena topik demo buruh sedang ramai dan mereka
ingin ikut diliput.
Rakyat
harus waspada dan meneliti intrik KAMI yang sangat licik. Kita harus melek
politik dan jangan mau terpengaruh oleh bisikan mereka. Buruh dilarang demo
bukan karena Presiden adalah tiran. Namun saat ini masih pandemi covid-19,
sehingga kegiatan pengumpulan massa dilarang keras. Alasannya adalah kesehatan,
bukan politis.
Buruh
berdemo karena menentang omnibus law. Padahal tidak ada pasal yang merugikan
mereka. Justru buruh dilindungi dengan gaji minimal UMP dan jika ia bekerja di
atas 1 tahun, gajinya di atas standar. Buruh juga dibatasi jam kerjanya. Namun
KAMI ikut-ikutan menghasut bahwa omnibus law sangat merugikan. Hal ini hanya
tuduhan tanpa berdasarkan fakta.
Menteri
Tenaga Kerja Ida Fauziyah menyatakan bahwa tidak semua buruh mau ikut berdemo.
Sebagian justru pro pada kebajikan pemerintah. Dalam artian, merekalah yang
jadi sasaran empuk provokasi KAMI untuk diajak unjuk rasa dan menentang
pemerintah. Buruh yang berdemo dan KAMI yang menikmati hasilnya. Apa mau
seperti itu?
Lagipula,
sejak awal sudah terbaca modus KAMI untuk berkuasa dan mereka tak mau menunggu
hingga pemilihan presiden 2024. Apalagi susunan organisasinya sangat mirip
dengan sebuah negara. Ada presidium, majelis tinggi, dan eksekutif. KAMI sudah
ancang-ancang dengan berbagai modus agar mereka bisa mengganti presiden
seenaknya sendiri.
Mungkin
KAMI mengira demo ini akan dilakukan besar-besaran seperti saat demo menentang
rezim, tahun 1998. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk memprovokasi massa.
Tujuannya tentu untuk menggulingkan kekuasaan dan membentuk people’s power.
Maka mereka sibuk menghasut sana-sini, dan menganggap pelarangan demo itu tidak
sesuai hak azasi.
Waspadalah
dengan skenario yang dirancang oleh KAMI. Bisa saja demo berjalan dengan damai,
namun di tengah-tengah orasi ada provokator yang merupakan orang suruhan
mereka. Lantas massa merangsek dan melakukan tindakan anarki. Juga melawan
aparat yang berjaga. Padahal aparat diterjunkan karena mencegah pelanggaran physical
distancing.
Jangan mau dipengaruhi oleh hasutan KAMI untuk berunjuk rasa menentang omnibus law. Pertama, dukungan mereka palsu karena hanya ingin aji mumpung. Yang kedua, KAMI ingin memancing di air keruh dan memanfaatkan situasi panas saat demo. Sehingga rakyat dan buruh diprovokasi untuk membenci pemerintah.
Oleh : Edi Jatmiko )* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 872 Kali