Pasal Kontroversial Tidak Ada di RUU BPIP
User

Pasal Kontroversial Tidak Ada di RUU BPIP

BERITAJABAR.ID - Rancangan Undang-undang Badan Pembina Ideologi Pancasila (RUU BPIP) merupakan payung hukum agar penanaman Pancasila dapat diperkuat. Publik pun meyakini tidak ada pasal kontroversial di RUU BPIP.

Produk undang-undang merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditawar untuk memperkuat pembinaan dan sosialisasi Pancasila. Meski demikian para perumus undang-undang juga perlu mempertimbangkan secara saksama isi UU agar tidak bermasalah di kemudian hari sehingga digugat melalui Mahkamah Konstitusi (MK).

Karyono Wibowo selaku Pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai, Rancangan Undang-undang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU) BPIP yang diajukan pemerintah saat ini tetap berpeluang untuk diajukan meski sangat lemah dapat dikabulkan MK.

Setelah Karyono membaca daftar inventaris masalah dan berbagai pasal dalam RUU tersebut, menurutnya potensi untuk judicial review (peninjauan kembali untuk uji materi) tetap ada dari kelompok tertentu, tetapi standing position-nya secara hukum menurutnya lemah sehingga potensi ditolak MK sangat besar.

Menurutnya, dari apa yang ia pahami, RUU BPIP sangat berbeda dengan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP). Bukan hanya soal judul, melainkan juga substansi yang berbeda. RUU BPIP menurutnya bukan berusaha untuk menafsirkan Pancasila sebagaimana yang terjadi dalam RUU HIP sebelumnya.

RUU BPIP bersifat teknis yang mengatur ke dalam, pembinaan dan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tugas tersebut diserahkan kepada sebuah badan yang bernama BPIP.

Ia pun melihat pasal-pasal dan persoalan yang kontroversial tidak lagi tercantup dalam RUU BPIP yang baru. Misalnya terkait masalah yang dipersoalkan masyarakat seperti tidak dimasukkannya Tap MPRS Nomor 25 tahun 1966 tentang pelarangan komunisme, leninisme dan marxisme, kini sudah dimasukkan di RUU BPIP dalam bagian konsideran mengingat.

Begitu pula pasal-pasal kontroversial terkait dengan dimasukkannya trisila dan ekasila yang disebut-sebut sebagai sendi pokok pancasila tersebut sudah tidak tertuls dalam RUU BPIP. Selain itu, pembahasan RUU HIP bersifat lebih luas, yang mana pasal-pasalnya mencakup banyak hal, sementara RUU BPIP lebih simpel dan padat.

Kehadiran RUU yang amat fundamental dan kebutuhan bagi bangsa untuk mengokohkan dan membumikan nilai-nilai Pancasila ini jangan sampai membuka ruang bagi kelompok tertentu untuk membatalkan UU tersebut. Padahal hal ini sangatlah fundamental.

Oleh sebab itu, menurutnya untuk meminimalisasi resistensi masyarakat perlu keterbukaan publik. Dia-pun menyarankan perlu keterbukaan publik. Dia juga menyarankan agar draf RUU ini dibuka kepada publik agar masyarakat mengetahui isi dari RUU BPIP dan dapat memberikan masukan untuk RUU tersebut sekaligus menghilangkan kecurigaan yang sebetulnya tidak perlu terjadi.

Hal lain yang menurut Karyono perlu diperhatikan adalah persoalan dinamika politik di parlemen saat proses pembuatan RUU BPIP. Terlebih, RUU BPIP ini sudah mengakomodasi dan menyerap aspirasi masyarakat.

Saat ini tinggal bagaimana mengantisipasi proses politik yang ada di DPR. Timbul pertanyaan, jika RUU BPIP sudah mengakomodasi aspirasi rakyat, lantas apalagi yang perlu diperdebatkan?

Meski demikian, Karyono juga menyadari bahwa pembentukan suatu RUU agar menjadi UU merupakan sebuah proses politik sehingga dinamika dalam pembahasan RUU di parlemen tidak dapat dihindari.

Salah satu yang perlu diperhatikan adalah adanya kesan inkonsistensi fraksi di DPR atas yang mereka sampaikan di forum rapat resmi yang sering kali berbeda dalam hasil akhir. Hal ini juga dipengaruhi oleh kritik dari masyarakat yang mendorong sikap partai menjadi inkonsisten.

Kita perlu memahami bahwa penyusunan RUU BPIP juga harus ditujukan demi terwujudnya sistem pendidikan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi pengembangan riset dan inovasi nasional sebagai landasan penyusunan pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang, termasuk pusat dan daerah yang berpedoman pada nilai-nilai Pancasila.

Jamal Wiwoho yang merupakan Rektor UNS, menilai, RUU BPIP diharapkan bukan mengatur penafsiran nilai dasar filsafat Pancasila dalam norma UU. Sebab, menurut dia Pancasila adalah sumber segala sumber hukum yang tidak bisa diletakkan ke dalam UU, melainkan ada di UUD 45. 

Ia juga menilai, bahwa RUU ini juga harus ditujukan bagi terwujudnya sistem politik, demokrasi, hukum nasional dan politik luar negeri yang bebas aktif dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila

Oleh karena itu sistem hukum berbasis Pancasila sudah semestinya dikukuhkan agar ideologi ini tidak terpengaruh dari konflik pemikiran liberalisme dan marxisme serta pengaruh kolonialisme yang antinasionalisme.

Oleh : Abdul Razak )* Penulis adalah  kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

TAGS: nasional

Image

Write a Facebook Comment

Leave a Comments

Jejak Pendapat

Penyebaran COVID-19 Sangat Memprihatinkan, Setujukah Indonesia Lockdown ?

Weekly Toplist
Sv388 Fafaslot Digmaan Sexy Baccarat Fafaslot Gates Of Olympus IDN Slot JDB Slot PGSOFT Pragmatic Play Sbobet Slot Dana Slot4D Slot Mania Slot Petir Slot Olympus Sv388 Ws168 Slot Bet 200 Slot Maxwin Slot Thailand Live Casino Online Demo Slot RTP Live Slot Mahjong Ways Slot88 Joker123 Slot Kamboja Demo Olympus Slot Filipina Slot Jepang Slot Server Luar Slot Hongkong Slot Rusia Slot Vietnam Slot Singapore Roulette Sicbo Blackjack Baccarat Online Fafaslot Gates Of Olympus IDN Slot JDB Slot Joker123 Live Casino Online PGSOFT Pragmatic Play Roulette Online SBOBET Slot Dana SLOT777 Slot Mania Slot Ovo Slot Petir Slot Pulsa Slot Olympus Sv388 WS168 RTP Live Sicbo Online SLOT88 Slot Bet 200 Slot Maxwin Slot Mahjong Ways Demo Olympus Demo Slot Mega Roulette Slot Thailand Slot Kamboja Slot Filipina Slot Server Luar Slot Jepang Slot Gacor Slot Gacor IDN Slot Joker123 PGSOFT Pragmatic Play SBOBET Slot88 Slot Dana Slot Maxwin Slot Mania Slot Pulsa Sv388 Sabung Ayam Sweet Bonanza Slot Zeus Slot Olympus Gates Of Olympus Slot777 Slot Ovo RTP Live Slot Mahjong Ways Demo Olympus Demo Slot Slot Thailand Slot Kamboja Slot Filipina Slot Server Luar Slot Jepang Slot Gacor Slot Gacor Slot Gacor Fafaslot Digmaan Baccarat Online Gates Of Olympus IDN Slot JDB Slot PGSOFT Pragmatic Play SBOBET Slot Dana Slot Mania Slot Petir Slot Olympus SV388 Sabung Ayam Online WS168 Slot Bet 200 Maxwin Slot Gacor Slot Server Thailand Lavabet138 Demo Slot RTP Slot Live Slot Mahjong Ways Slot88 Joker123 Slot Server Kamboja Demo Olympus Slot Server Filipina Slot Server Luar Slot Server Jepang Slot Server Hongkong Roulette Online Sicbo Online Mega Roulette Slot Mania Slot Deposit Dana Slot Maxwin Joker123 Slot Zeus Fafaslot Slot Depo 5K Fafaslot Fafaslot Baccarat Online Digmaan Gates Of Olympus IDN Slot JDB Slot Joker123 Live Casino Online PGSOFT Pragmatic Play Roulette RTP Live Slot SBOBET Sicbo Online Slot Dana Slot777 Slot Mania Slot Ovo Slot Petir Slot Pulsa Sv388 Sabung Ayam Online Slot Olympus SLOT88 WS168 Slot Bet 200 Slot Maxwin Slot Mahjong Ways Demo Olympus Demo Slot Mega Roulette Slot Thailand Slot Kamboja Slot Filipina Slot Server Luar Slot Jepang Fafaslot Digmaan Digmaan Fafaslot Baccarat Digmaan Fafaslot Gates Of Olympus IDN Slot JDB Slot Joker123 Live Casino Online PGSOFT Pragmatic Play Roulette Sbobet Slot Dana Slot777 Slot Mania Slot Ovo Slot Petir Slot Pulsa Slot Olympus Slot Zeus Sv388 Ws168 RTP Live Slot Sicbo Slot88 Slot Bet 200 Slot Maxwin Mahjong Ways Demo Olympus Slot Demo Mega Roulette Slot Server Thailand Slot Server Kamboja Slot Server Filipina Slot Server Luar Slot Server Jepang Digmaan Ws168 Fafaslot Fafaslot Sabung Ayam Online Digmaan Baccarat Digmaan Fafaslot Gates Of Olympus IDN Slot JDB Slot Joker123 Live Casino Online PGSOFT Pragmatic Play Roulette Sbobet Slot Dana Slot777 Slot Mania Slot Ovo Slot Petir Slot Pulsa Slot Olympus Sv388 Ws168 RTP Live Slot Sicbo Slot88 Slot Bet 200 Slot Maxwin Mahjong Ways Slot Demo Olympus Demo Slot Mega Roulette Slot Server Thailand Slot Server Kamboja Slot Server Filipina Slot Server Luar Slot Server Jepang