- Sejumlah Pihak Dukung Penyebutan Penggunaan Istilah OPM, Respon Hadapi Dinamika Isu Papua
- NKRI Belum Utuh Tanpa Kehadiran Papua sebagai Bagian Tanah Air
- Mendukung Kebijakan Strategis Pemerintah Wujudkan Ketahanan Ekonomi Nasional
- Program AMANAH Sukseskan Kegiatan Ekspor Produk Lokal Unggulan Aceh
- Proses Pemilu Berjalan Transparan, Publik Dukung Penetapan Hasil Pemilu
- BIN Bangun AMN Manado sebagai Wadah Pembinaan Pemuda, Masyarakat Sulawesi Utara Berikan Apresiasi
- Berdasarkan Fakta Sejarah, Papua Sah Jadi Bagian dari NKRI
- Pasca Putusan MK, Masyarakat Dukung Penetapan Hasil Pemilu 2024
- Pembangunan Papua Jadi Stimulus Tingkatkan Kualitas Pemuda Papua
- Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Lindungi Ratusan Warga Sigi dari Kejaran OPM
BERITAJABAR.ID - Bumi Cendrawasih kaya akan keindahan alam yang menakjubkan. Pemerintah makin mempercantik Papua dengan membangun infrastruktur, seperti jembatan Youtefa dan Jalan Trans Papua. Masyarakat sangat mengapresiasi pembangunan di sana, karena Bumi Cendrawasih makin maju dan tertata dengan apik.
Dulu saat mendengar kata Papua atau Irian Jaya (nama daerah itu pada era orde baru), maka yang terbayang adalah daerah yang dipenuhi hutan belantara. Namun saat ini keadaannya berbeda jauh, karena Bumi Cendrawasih sudah modern dan cantik. Bahkan Jayapura tak kalah majunya dengan kota lain seperti Jakarta dan Surabaya.
Modernitas yang ada di Papua adalah hasil kerja keras pemerintah dalam membangun daerah tersebut. Sejak 2001, ada program otonomi khusus yang membuat wajah Bumi Cendrawasih makin cantik, berkat pembangunan infrastruktur di sana. Dibangunlah Jembatan Youtefa, Jalan Trans Papua, Bandara Internasional Sentani, dan bangunan lain.
Yane Ansanay, akademisi dari Universitas Cendrawasih, merasa puas dengan pembangunan di Bumi Cendrawasih. Namun ada kekurangan pada bidang pendidikan. Dalam artian, putra Papua bisa kuliah berkat program otsus. Namun mereka seharusnya juga bisa belajar di kampus di Papua, tak hanya di Jawa. Sehingga sebaiknya diciptakan Perpres tentang pembukaan jurusan baru di kampus Papua.
Menurut Yane, jurusan yang mendesak untuk dibuka adalah perikanan dan pertanian. Dalam artian, mahasiswa bisa belajar dan menjadi petani modern. Karena ia tak hanya bercocok tanam, tapi membuat bisnis agro dan mengolah hasil bumi Papua, seperti sagu, ubi, pisang, dll. Sementara sarjana perikanan bisa mengolah ikan, dan mengekspornya, serta mendapat hasil yang lebih banyak.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah memang sudah menggelontorkan dana melalui otsus. sebanyak 20% anggaran program ini dikhususkan untuk beasiswa kepada para putra Papua. Sehingga mereka bisa belajar hingga perguruan tinggi, tak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri. Selain itu, beasiswa ini juga diberikan kepada mereka yang ingin mendaftar jadi anggota TNI.
Selain bidang pendidikan, pemerintah juga menggenjot pembangunan infrastruktur di Papua. Jembatan Youtefe tak hanya jadi pajangan, namun memudahkan transportasi hingga ke perbatasan dengan Papua Nugini. Makin banyak turis lokal yang mampir ke jembatan berwarna merah ini, sehingga membuat parawisata di Papua jadi ramai.
Jalan Trans Papua membentang sepanjang lebih dari 4.000 KM membuat transportasi penduduk makin mudah. Mereka tak harus berjalan melintasi hutan atau mengandalkan pesawat yang amat mahal. Namun bisa melintasi jalan ini dengan aman. Bahkan ketika diresmikan, Presiden Jokowi langsung mengetes kekuatan jalan ini dengan sepeda motor trail.
Di Papua juga dibangun stadion dan venue lain seperti kolam renang untuk pekan olahraga nasional. Walau PON XX diundur setahun, namun bangunan ini sudah selesai dan siap dipakai sewaktu-waktu. Setelah acara ini selesai, masyarakat bisa memanfaatkannya untuk berolahraga sekaligus refreshing. Pemilihan Papua sebagai tuan rumah PON menunjukkan bahwa di sana sudah sangat modern.
Masyarakat sangat mengapresiasi pembangunan di Papua, baik di bidang pendidikan maupun infrastruktur. Mereka merasa senang karena Presiden Jokowi begitu memperhatikan wilayah Bumi Cendrawasih, bahkan tercatat sebagai kepala negara yang paling sering mengunjungi Papua. Presiden ingin agar pembangunan di wilayah timur tak berbeda jauh dengan wilayah barat.
Setelah Papua dibangun sedemikian indahnya, masyarakat diharap bekerja sama dengan pemerintah daerah, dengan ikut merawatnya. Jangan ada yang iseng dan melakukan vandalisme pada bangunan yang baru selesai. Selain itu, jangan ada kalangan yang melarang anak-anaknya untuk mengambil beasiswa otsus, karena sangat berguna bagi masa depan mereka.
Oleh : Abner Wanggai )** Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 894 Kali