- Aparat Keamanan Mulai Babak Baru Dalam Menumpas OPM dari NKRI
- Implementasi UU Cipta Kerja Berdampak Positif Bagi Perekonomian
- AMN Manado Bantu Generasi Muda Raih Mimpi Besar
- Keberadaan Papua dalam NKRI Bukti Nyata Persatuan Rakyat pada Panji Bhineka Tunggal Ika
- Pentingnya Sinergitas Antar Pihak Lahirkan Pilkada 2024 Damai dan Lancar
- Jadi Bagian AMANAH, Pemuda Aceh Mampu Tingkatkan Kreativitas dan Inovasi
- Apresiasi Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintahan Papua Tengah
- Redam Penyebaran Paham Radikal Dengan Pendekatan Islam Moderat dan Penuh Toleransi
- Pentass Sambut Baik Dukungan 8 Parpol untuk Supian Suri Nyalon Wali Kota Depok
- Kehadiran Papua dalam Bingkai NKRI Semakin Perkuat Identitas Nasional
BERITAJABAR.ID - Lagi-lagi buruh akan berunjuk rasa. Masyarakat tentu menentangnya dengan keras, karena mereka selalu nekat berdemo saat pandemi. Jangan sampai ada klaster baru yang terbentuk pasca unjuk rasa. Hormati pandemi dengan memberi rasa tenang di tengah masyarakat, bukannya menambah kegelisahan dengan demo dan demo lagi.
Pandemi membuat berbagai reaksi di masyarakat. Ada yang legowo menerimanya sebagai takdir Tuhan, tetapi ada yang memprotesnya. Salah satu pihak yang selalu memandang negatif pandemi dan menyalahkan pemerintah adalah serikat buruh. Mereka tak pernah paham bahwa pandemi covid adalah krisis global dan selalu menuntut untuk diistimewakan, padahal pemerintah telah berusaha keras untuk mengatasinya.
KSPI sebagai salah satu serikat buruh akan mengadakan demo tanggal 5 agustus 2021. Rencananya, unjuk rasa akan diadakan serempak bersama 1.000 buruh di 24 provinsi. Said Iqbal, Ketua KSPI, menyatakan bahwa mereka sudah menyerah menghadapi pandemi, dan saat demo akan mengibarkan bendera putih. Penyebabnya karena banyak buruh yang meninggal akibat corona.
Said Iqbal melanjutkan, buruh masih belum mendapatkan fasilitas dari pabrik saat terpapar corona dan harus isolasi mandiri. Di antaranya obat dan vitamin gratis yang biasanya diberi lewat BPJS. Sehingga saat demo ia akan memprotesnya.
Masyarakat tentu menolak rencana demo buruh ini. Pertama, walau tanggal 5 agustus sudah melewati masa PPKM level 4, tetapi tetap saja unjuk rasa saat pandemi dilarang keras, dan sudah ada payung hukumnya berdasarkan peraturan Kemendagri. Penyebabnya karena demo akan membentuk klaster corona baru dan malah fatal akibatnya karena bisa menambah jumlah pasien covid di Indonesia.
Hal ini dibenarkan juga oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus. Menurutnya, saat demo pada oktober lalu terciduk 27 orang yang ternyata positif corona. Ini berdasarkan hasil dari rapid test massal yang dilakukan oleh tim satgas dan aparat. Dalam artian, para OTG tentu berpotensi menularkan virus covid-19 ke banyak pendemo lain.
Betapa berdosanya ketika para OTG yang berdemo dan menularkan corona ke banyak orang. Mereka tidak sadar bahwa memiliki bibit virus covid-19 di tubuhnya dan akan menyebarkannya saat unjuk rasa, karena ketika itu rata-rata peserta melepas masker karena kegerahan. Sehingga penyebaran droplet akan terjadi, dan sangat rawan karena ada penularan corona secara massal.
Selain itu, masyarakat menentang demo karena buruh menyatakan menyerah dengan corona. Namun mereka malah seolah-olah sengaja membuat klaster baru. Padahal sudah berkali-kali dijelaskan oleh epidemiolog bahwa kerumunan massa berpotensi besar untuk menularkan corona, tetapi mereka tetap ngotot berdemo, hanya untuk mengutamakan egonya dan menyalahkan pemerintah.
Para buruh protes akan perlakuan buruk terhadap mereka saat pandemi, tetapi sengaja berbuat ulah dan memancing datangnya corona dengan berdemo. Bukankah ini sesuatu yang konyol? Seharusnya sebagai orang dewasa mereka memakai logika dan tidak terbawa emosi lalu sedikit-sedikit demo.
Ketika nanti buruh benar-benar melaksanakan demo dan ada yang kena corona pasca unjuk rasa, mau menyalahkan siapa lagi? Sakit karena virus covid-19 bukan takdir karena sebenarnya bisa dicegah dengan menaati protokol kesehatan, termasuk pakai masker double dan menghindari kerumunan seperti demo. Namun ketika sengaja berunjuk rasa, seolah-olah mereka menantang malaikat maut untuk datang ke tempatnya.
Sudahlah, tidak usah demo-demoan saat pandemi, dengan alasan apapun. Jika para buruh memprotes bahwa mereka mendapatkan perlakuan yang kurang layak saat isolasi mandiri, seharusnya yang dihubungi langsung adalah Kementrian Tenaga Kerja dan Kementrian Kesehatan. Mereka bisa mengutus beberapa perwakilan ke sana untuk bertanya. Tidak usah unjuk rasa karena akan menimbulkan klaster baru.
Oleh : Saefudin* Penulis adalah kontributor pertiwi Institute
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 872 Kali