- Kehadiran Papua dalam Bingkai NKRI Semakin Perkuat Identitas Nasional
- Implementasikan Pilar Negara, AMN Manado Siap Didik Generasi Muda
- Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024, Wujudkan Kesinambungan Kebijakan
- Pakar Ungkap Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah
- Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK pada Sidang Sengketa Pemilu 2024 Sah
- Pembangunan Papua Menjadi Bukti Pemerintah Wujudkan Kesejahteraan Papua
- Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK pada Sengketa Pemilu
- Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tinggi di 2024
- Parpol dan Elite Politik Harus Tunjukkan Kedewasaan Usai Hasil Sengketa Pemilu Diumumkan
- IKN Nusantara Memiliki Magnet Kuat Terhadap Investor Asing
BERITAJABAR.ID - KAMI yang diprakarsai oleh Din Syamsudin dkk berjanji akan menyelamatkan Indonesia. Namun sayangnya hanya angin surga, karena akal bulusnya sudah terlihat. Mereka ingin membawa kembali negeri ini ke masa orde baru yang mengerikan, karena ingin pemilihan presiden dilakukan oleh anggota MPR, bukan oleh rakyat.
Masyarakat masih ingat akan masa orde baru yang memilukan karena kebebasan bersuara dibungkam. Rakyat juga tak bebas berbisnis karena perizinannya harus melewati banyak pintu dan memberi sogokan. Ketika era reformasi dibuka, semua bernapas lega. Sekarang saat semuanya sudah enak, KAMI malah mengajak untuk bernostalgila lewat aturan masa orde baru.
Salah satu bukti bahwa KAMI ingin mengajak rakyat Indonesia untuk kembali ke masa orde baru adalah usulan untuk menghapus Undang-Undang nomor 23 tahun 2003. UU ini memperbolehkan rakyat memilih sendiri Presidennya secara langsung, lewat pemilu. Jadi nantinya jika usulan diterima, presiden akan dipilih oleh anggota MPR, bukan lagi oleh rakyat.
Usulan ini sangat mengerikan karena demokrasi jadi tercederai. Bagaimana masa depan Indonesia jika presiden tidak dipilih langsung oleh rakyatnya? Anggota MPR hanya ada 711 orang, tidak bisa benar-benar mewakili suara warga negara yang berjumlah ratusan juta orang. Seharusnya anggota KAMI berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara, agar tidak di-bully.
Jangan sampai kita kembali ke masa orde baru karena akan ada banyak tangisan kesedihan karena mundurnya situasi politik di Indonesia. Bukankah semua orang ingin maju, bukannya mundur? Alih-alh membuat usulan yang menguntungkan di masa depan, KAMI hanya bisa menjual kenangan masa orde baru yang mungkin manis bagi sedikit orang tapi pahit bagi banyak orang.
Politisi Ahmad Basarah mengkritik pernyataan anggota KAMI yang menginginkan Indonesia kembali ke masa orde baru. Karena saat itu kepemimpinan sangat otoriter, bahkan seorang Presiden memimpin selama 32 tahun. Hal ini sangat tidak sesuai dengan semangat era milenial, karena reformasi adalah antitesa dari kritik terhadap kekuasaan pemerintah masa orba.
Jika ada yang mengutip candaan piye kabare, enak jamanku? (bagaimana kabarmu, lebih enak jamanku?) yang dikeluarkan dari tokoh orde baru, maka perlu diingat bahwa saat itu kebahagiaan hanya ada di permukaan. Ada subsidi sembako, listrik, dll tapi hutang negara sangat banyak, sehingga jadi bom waktu yang membuat Indonesia nyaris bangkrut.
Jangan ada lagi nostalgila bersama masa orde baru dan berpikir bahwa usulan KAMI benar adanya. Karena pers juga selalu dibungkam, dengan cara membreidel koran atau majalah yang dianggap terlalu ‘keras’ memberitakan seorang pejabat. Penjahat bromocorah langsung didor oleh petrus, dan masih banyak kengerian lainnya.
Bagaimana rakyat bisa berpikir kritis dan berpendapat dengan bebas, jika dibayangi ketakutan seperti itu? Di era reformasi sudah enak dan bebas, tak usah dilempar-lempar lagi ke masa lalu. Daripada hanya bisa mengingat yang dulu, lebih baik anggota KAMI berpikir cara menyelamatkan Indonesia lewat karya dan kerja.
Sudahlah, jangan beri lagi sebuah panggung ke KAMI. Karena mereka tak sadar bahwa deklarasi tambahan di daerah selalu ditolak mentah-mentah oleh masyarakat dan ada unjuk rasa untuk melarang kedatangannya. Bahkan untuk mendapatkan izin deklarasi juga sulit, karena tidak diberi oleh pihak berwajib. Selain dikhawatirkan mengundang massa, juga masih pandemi.
Masyarakat juga dihimbau untuk tidak mendukung KAMI karena mereka hanya bisa memberi mimpi dan angin surga, tanpa ada realisasi yang pasti. Usulan mereka tentang kembalinya Indonesia ke masa orde baru membuat banyak orang terhenyak dan ketakutan, karena ketiadaan kebebasan. Pikir dengan akal dan hati, jangan mau terbujuk KAMI.
Oleh : Putu Raditya)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 867 Kali