- Pembangunan Papua Jadi Stimulus Tingkatkan Kualitas Pemuda Papua
- Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Lindungi Ratusan Warga Sigi dari Kejaran OPM
- KINERJA APBN 2024 TETAP TINGGI DITENGAH KETIDAKPASTIAN GLOBAL
- BIN Gandeng Akademisi dan Universitas dalam Program AMANAH Demi Tingkatkan Inovasi Pemuda
- Indonesia Tetap Kondusif Pasca Penetapan Hasil Pemilu dan Putusan Sidang MK
- Stafsus BPIP Sebut AMN Manado Tempat Kaderisasi Pemimpin Masa Depan Bangsa
- Jaga Situasi Kondusif Wujudkan Pilkada Damai
- Tokoh Agama Berperan Penting Cegah Radikalisme di Masyarakat
- Aparat Keamanan Lakukan Langkah Preventif Pasca Penetapan Hasil Pemilu
- Jadilah Masyarakat Cerdas Literasi Digital, Tangkal Provokasi Soal Investasi Blok Wabu
BERITAJABAR.ID, JAKARTA - Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 diprediksi akan berbeda dengan sebelumnya. Karena di Pemilu 2024 angka pemilih muda menjadi perhitungan sendiri. Dari riset berbagai lembaga menyebut, suara generasi milenial dan generasi Z diprediksi menjadi kelompok pemilih dengan proporsi terbesar di pemilu 2024.
“Terdapat prosentase kenaikan yang signifikan. Kelompok milenial dan generasi Z atau yang kita kenal dengan istilah centennial dan milenial, ini mengalami perkembangan pesat dua kali lipat pada Pemilu 2024 mendatang. Mereka menunjukan angka yang fantastis, yaitu menyumbang 60 persen suara dari total pemilih yang terdaftar,” kata Toto Suryaningtyas dalam webinar yang digelar Lembaga Kajian Opini Publik (LKOP), Senin (28/11/2022).
Menurutnya, antara generasi milenial dengan generasi Z memiliki karakteristik yang unik. Tingginya angka keterlibatan kelompok milenial dan centennial ini juga menarik perhatian partai politik. Partai Politik pun banyak yang membuat program khusus untuk menarik simpati kelompok ini. “Kita tahu, sekarang partai politik sedang berlomba-lomba untuk menarik simpatik kedua kelompok ini. Dan itu dilakukan dengan berbagai strategi yang disukai oleh kelompok muda ini,” ujarnya.
Dari sekian partai politik yang berusaha kuat menarik simpati kelompok muda ini, Toto menyebutkan dua partai politik yang relatif sudah mendapat perhatian kelompok muda ini selain PDI Perjuangan dan Partai Gerindra yaitu Partai demokrat dan Partai Perindo.
“Partai Demokrat mendapat 14,0 persen, dan Partai Perindo mendapat angka 4,6 persen. Angka itu relatif tinggi untuk partai-partai tengah, khususnya untuk Partai Perindo yang relatif baru”, lanjutnya.
Menanggapi temuan survey tersebut, Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hukum dan HAM yang juga juru bicara nasional Partai Perindo Tama S. Langkun menuturkan, selama ini banyak program-program yang secara khusus ditujukan untuk menarik simpati dan dukungan kelompok muda ini.
“Beberapa kali kita mengadakan even yang dkhususkan untuk kelompok ini, dan respon mereka sangat antusias,” katanya.
Dikatakan Tama, secara serius Partai Perindo berniat menggarap potensi suara muda ini. Keseriusan ini, lanjut Tama bisa dilihat dari lima program yang sudah dilakukan oleh partainya.
“Kelima program ini di antaranya rekruitmen tokoh muda, digitalisasi dalam rekruitmen caleg, optimaslisasi organisasi sayap Partai Perindo, rekruitmen mahasiswa untuk memperkuat media sosial, dan program pemberdayaan ekonomi,” paparnya.
Senada dengan temuan lembaga survey, dalam data statistik KPU juga menunjukkan bahwa mereka yang tergolong kelompok milenial ini jumlahnya 15,82 persen atau sekitar 30,1 jwa dari total 190,5 juta jiwa yang memiliki hak pilih. Dan kelompok centennial jumlahnya juga relatif lebih besar lagi dari kelompok milenial, yaitu sekitar 35,59 persen atau sekitar 67,8 juta jiwa dari total 190,5 hak pilih.
Besarnya angka ceruk kedua kelompok ini menjadi tantangan sendiri bagi lembaga seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu sebagai lembaga penyelenggara dan pengawasan pemilunya. “Namun bila tidak dimanage, suara kelompok ini juga bisa menjadi delitigimasi bagi penyelengaraan pemilu,” kata Komisioner Bawaslu, Lolly Suhanty.
Menurutnya, KPU dan Bawaslu tak mau kehilangan potensi suara kedua kelompok ini. Berbagai program untuk lebih mendekatkan wacana pemilu di kalangan kedua generasi ini pun dilakukan agar mereka bisa menjadi pemilih partisifasi aktif, sehingga angka golput bisa ditekan semaksimal mungkin.
“Kita tahu angka golput memang memiliki kecenderungan yang terus menurun di setiap pemilu. Namun kita juga tidak mau kehilangan momen berharga ini,” ujarnya.
Beberapa program pemilu yang dilakukan oleh Bawaslu untuk menarik simpati kedua kelompok ini di antaranya seperti program Bawaslu Bergerak Mengawasi Pemilu dengan Asyik yang bertujuan untuk menarik partisipasi dan kepedulian kaum muda terhadap pelaksanaan pemilu.
“Kita berharap pada kelompok ini. Mereka akan menjadi pemilih muda yang potensial, kritis dan menjadi pemilih yang educated,” tutupnya. (RA)
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 890 Kali