Radikalisme Adalah Musuh Bersama | # |
- Pentingnya Sinergitas Antar Pihak Lahirkan Pilkada 2024 Damai dan Lancar
- Jadi Bagian AMANAH, Pemuda Aceh Mampu Tingkatkan Kreativitas dan Inovasi
- Apresiasi Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintahan Papua Tengah
- Redam Penyebaran Paham Radikal Dengan Pendekatan Islam Moderat dan Penuh Toleransi
- Pentass Sambut Baik Dukungan 8 Parpol untuk Supian Suri Nyalon Wali Kota Depok
- Kehadiran Papua dalam Bingkai NKRI Semakin Perkuat Identitas Nasional
- Implementasikan Pilar Negara, AMN Manado Siap Didik Generasi Muda
- Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024, Wujudkan Kesinambungan Kebijakan
- Pakar Ungkap Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah
- Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK pada Sidang Sengketa Pemilu 2024 Sah
Komitmen dan Konsistensi Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam memberantas radikalisme tidak perlu diragukan lagi. Belakangan terbaru, Presiden Jokowi tegas menolak kepulangan teroris ISIS Eks WNI kembali ke tanah air. Keseriusan mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan penuh toleransi tersebut selayaknya juga didukung penuh oleh segenap rakyat Indonesia agar stabilitas keamanan nasional tetap terjaga.
Menurut Mahfud MD, kelompok radikal tidak mengacu pada golongan tertentu. Ia juga meminta agar pemikiran bahwa orang yang radikal merupakan dari kelompok agama tertentu diubah.
Mahfud menegaskan, bahwasanya radikalisme itu satu paham yang ingin mengganti dasar dan ideologi negara dengan cara melawan aturan, kemudian merusak cara berpikir generasi baru. Baik orang Islam atau bikan orang Islam, kalau melakukan aksi teror tentu bisa disebut radikal.
Aksi terorisme semakin hari terus mengalami peningkatan. Kelompok radikal ini bahkan di masa sekarang sudah berani melibatkan perempuan dan anak-anak dalam menjalankan teror. Tak hanya itu, sasarannya bahkan sudah sampai pejabat negara. Tentu kita masih ingat mantan Menko Polhukam Wiranto yang ditusuk oleh Abu Rara yang merupakan anggota dari kelompok JAD.
Tentu sebuah keharusan apabila pemerintah saat ini melakukan screening kepada para ASN agar tidak terpapar oleh paham radikal. Hal tersebut bertujuan karena negara harus melindungi hak-hak publik dalam berbagai hal.
Sementara itu, Menteri Agama Fachrul Razi memiliki cara untuk mengatasi paham radikalisme. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak Kementerian Agama akan menyisir masjid-masjid dan memberi peringatan kepada pengurus masjid.
Fachrul juga menyatakan, akan tegas menindak para aparatur sipil negara, pegawai BUMN, atau pegawai di lingkungan pemerintah lainnya yang terjangkit paham radikal.
Hal tersebut disampaikan Fachrul menyusul adanya data dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT pada 2018, yang menyebutkan bahwa 41 masjid di lingkungan kementerian dan BUMN terpapar paham radikalisme.
Ia juga mengatakan, apabila ada tentara yang memiliki paham radikal bisa langsung dipecat. Ketegasan itu tentu saja menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menanggulangi ancaman radikalisme yang semakin gawat.
Meski demikian, Fachrul tetap akan melakukan pendekatanyang berbeda terhadap masyarakat umum. Tidak langsung ditindak, karena masyarakat umum tentu perlu mendapatkan imbauan dan pencerahan terlebih dahulu.
Media sosial juga telah menjadi satu faktor yang mengubah perilaku sikap keagamaan. Masyarakat dunia saat ini telah terintegrasi secara global. Apa yang menjadi isu di Eropa dan Amerika misalnya, bisa dengan mudah terjadi di Indonesia. Diantara berbagai perubahan tersebut, isu radikalisme adalah sesuatu yang harus diwaspadai.
Tentu saja untuk menanggulangi radikalisme, pemerintah memerlukan upaya yang sistematis, terstruktur dan masif dalam menghadapi radikalisme. Tidak bisa jika hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang sporadis.
Dirjen Pendidikan Islam saat ini telah membuat edaran kepada rektor-rektor perguruan tinggi untuk membuat pusat kajian yang bertujuan untuk melakukan upaya moderasi dalam beragama. Iklim keagamaan yang toleran, moderat, damai dan inklusif haruslah dikembangkan terutama untuk memahami keberagaman.
Salah satu yang harus segera dibenahi adalah pengajaran agama di sekolah-sekolah dasar dan menengah. Saat ini, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin tengah menyelesaikan penulisan kembali buku pelajaran agama di sekolah dasar dari kelas satu sampai kelas enam. Jika tidak ada halangan dalam tahun ini penulisan kembali pelajaran agama akan selesai. Buku tersebut juga memuat program-program moderasi beragama dan tentu saja kontra-radikalisme.
Program-Program yang mengajarkan tentang nasionalisme dan cinta tanah air tentu harus berkembang menjadi kampanye yang inklusif dan demokratis. Pendidikan-pendidikan seperti ini lah yang diharapkan mampu menepis paham radikal di lembaga pendidikan.
Saat ini di Indonesia sebenarnya telah memiliki infrastruktur keagamaan atau tradisi keberagaman yang sangat kuat dalam menangkal radikalisme, sebagai contoh Indonesia memiliki NU dan Muhammadiyah yang sudah lama menjadi organisasi masyarakat yang berperan besar mengembangkan semangat keagamaan yang moderat.
Tentu saja upaya deradikalisasi ini tidak hanya dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait, tetapi utamanya harus didukung semua aparat hingga pemerintah daerah.
*Penulis Merupakan Pegiat Nusa Pers
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 869 Kali