- Apresiasi Percepatan Pembangunan Pusat Pemerintahan Papua Tengah
- Redam Penyebaran Paham Radikal Dengan Pendekatan Islam Moderat dan Penuh Toleransi
- Pentass Sambut Baik Dukungan 8 Parpol untuk Supian Suri Nyalon Wali Kota Depok
- Kehadiran Papua dalam Bingkai NKRI Semakin Perkuat Identitas Nasional
- Implementasikan Pilar Negara, AMN Manado Siap Didik Generasi Muda
- Investor Dukung Putusan MK dan Penetapan Hasil Pemilu 2024, Wujudkan Kesinambungan Kebijakan
- Pakar Ungkap Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah
- Cendekiawan Sepakat dan Dukung Putusan MK pada Sidang Sengketa Pemilu 2024 Sah
- Pembangunan Papua Menjadi Bukti Pemerintah Wujudkan Kesejahteraan Papua
- Jaga Persatuan dan Kesatuan, Masyarakat Harus Terima Putusan MK pada Sengketa Pemilu
Beritajabar.id - Demo buruh yang berlangsung dari 6 hingga 8 oktober lalu menyisakan cerita duka karena rusaknya infrastruktur. Namun bukannya kapok, ada rencana untuk unjuk rasa lagi tanggal 13 mendatang. Apalagi kaum buruh merasa di atas angin karena didukung oleh KAMI. Padahal mereka hanya memprovokasi agar rakyat membenci pemerintah.
Para
buruh sangat senang karena rencana demo menentang omnibus law didukung oleh
KAMI. Melalui presidiumnya, KAMI menyatakan dukungan moril terhadap pekerja dan
menganggap mereka sedang menyampaikan aspirasi rakyat. KAMI juga menganggap
omnibus law jika diberlakukan akan mengacaukan situasi di Indonesia.
Setelah
demo selama 3 hari berturut-turut, mungkin para buruh merasa lega. Namun mereka
tak mau bertanggungjawab terhadap kerusakan infrastruktur saat demo. Mulai dari
kantor polisi hingga gedung DPRD dirusak massa. Bahkan menyalahkan anarko yang
menurut mereka adalah pelaku sebenarnya. Perasaan pongah muncul karena merasa dilindungi
KAMI.
Situasi
ini makin kacau ketika ada perusuh yang ditangkap. Padahal mereka jelas membuat
kesalahan, karena merusak fasilitas umum. Serta nekat berunjuk rasa padahal
masih masa pandemi. Ketika diamankan aparat, mereka malah playing victim dan
merasa hak untuk protes sedang dibungkam. Namun lupa bahwa menyampaikan
aspirasi tak harus disertai anarki.
Belum
puas dengan unjuk rasa selama 3 hari, para buruh akan mengadakan demo lagi
tanggal 13 oktober 2020, karena merasa aspirasinya tidak didengarkan. Padahal
Presden sudah menanggapi demo lewat pidato dan meluruskan hoax tentang omnibus
law. Namun mereka memang diprovokasi oleh KAMI agar demo lagi dan lagi, agar
makin membenci pemerintah.
Padahal
realitanya, ketika ada yang ditangkap saat demo, tidak ada tokoh KAMI yang
menolong. Atau setidaknya memberi dukungan moril. Terbukti sokongan KAMI
terhadap aksi demo hanya manis di mulut saja. Oleh karena itu, buruh jangan mau
terprovokasi oleh KAMI yang hanya memanfaatkan situasi, karena mereka ingin
ikut tenar dan disorot media.
Labour
Institute Indonesia sudah mengingatkan kepada para buruh agar berhati-hati.
Karena dipastikan akan ada politisasi demo buruh. Terbukti saat demo kemarin,
memang sengaja di-setting agar buruh terus menggencet dan membenci aparat
serta pemerintah. Sementara KAMI bahagia karena niat mereka untuk membuat
rakyat memusuhi pemerintah sudah berhasil.
Politisasi
demo sangat berbahaya karena merusak esensi untuk menyampaikan aspirasi. Buruh
dijadikan pion oleh KAMI untuk memprotes kebijakan pemerintah. Ketika UU tak
bisa dihapus, maka mereka memanas-manasi lagi dan menyebutkan bahwa pemerintah
durjana. Serta menyebarkan hoax. Para buruh wajib tahu mana yang hoax mana yang
benar agar tak demo sembarangan.
Stainlaus
Riyanta, pengamat intelijen dan keamanan juga sudah memperingatkan buruh akan
ada provokator saat demo. Apalagi saat unjuk rasa sedang panas-panasnya, tak
bisa dibedakan apakah yang menyemangati untuk maju adalah buruh, mahasiswa,
masyarakat sipil, atau anarko. Yang penting ada yang berteriak dan mereka maju
demi aspirasi dan dihapuskannya UU.
Ketika
muncul tidakan anarki maka pendemo dibilang pahlawan aspirasi. Logika yang
terbalik ini membuat pejabat pusing karena kotanya dirusak. Di sisi lain, KAMI
bukannya menegur keras tindakan perusakan fasilitas umum, malah memuji
keberanian para pengunjuk rasa. Karena mewakili aspirasi seluruh buruh dan
warga negara Indonesia.
Buruh jangan mau disetir oleh KAMI hanya karena mereka menyatakan dukungan terhadap aksi demo. Pahamilah bahwa omnibus law yang diprotes karena hoax yang tersebar dan versi aslinya tidak seperti itu. Ketika demo lagi, strategi KAMI untuk mempolitisasi omnibus law bisa berhasil dan membuat situasi di Indonesia jadi kacau-balau.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Bekasi
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 867 Kali