- Sejumlah Pihak Dukung Penyebutan Penggunaan Istilah OPM, Respon Hadapi Dinamika Isu Papua
- NKRI Belum Utuh Tanpa Kehadiran Papua sebagai Bagian Tanah Air
- Mendukung Kebijakan Strategis Pemerintah Wujudkan Ketahanan Ekonomi Nasional
- Program AMANAH Sukseskan Kegiatan Ekspor Produk Lokal Unggulan Aceh
- Proses Pemilu Berjalan Transparan, Publik Dukung Penetapan Hasil Pemilu
- BIN Bangun AMN Manado sebagai Wadah Pembinaan Pemuda, Masyarakat Sulawesi Utara Berikan Apresiasi
- Berdasarkan Fakta Sejarah, Papua Sah Jadi Bagian dari NKRI
- Pasca Putusan MK, Masyarakat Dukung Penetapan Hasil Pemilu 2024
- Pembangunan Papua Jadi Stimulus Tingkatkan Kualitas Pemuda Papua
- Mengapresiasi Keberhasilan Aparat Keamanan Lindungi Ratusan Warga Sigi dari Kejaran OPM
BERITAJABAR.ID - Kaum separatis terus memprovokasi agar warga asli Papua mau membelot ke kelompoknya. Mereka menggunakan berbagai cara, mulai dari gerilya, intimidasi, hingga provokasi di dunia maya. Namun sayang aksi mereka gagal karena masyarakat sudah cerdas dan tahu bahwa seruan OPM hanya modus dan berujung dusta.
Jelang ulang tahun OPM tanggal 1 desember, situasi di Papua makin memanas. KKB dikabarkan akan sering ‘turun gunung’ alias berkeliling ke berbagai distrik, setelah sebelumnya gerilya di hutan dan pegunungan. Tujuan mereka adalah untuk menakuti masyarakat, agar mau ikut mendukung OPM dan mengibarkan bendera bintang kejora.
Selain itu, OPM juga memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kelompoknya dan melancarkan propaganda. Mereka sudah paham kekuatan internet yang bisa membuat suatu berita jadi viral. Maka dari itu, berbagai hoax dan propaganda dibuat, agar masyarakat mau bekerja sama dengan OPM dan tak lagi menuruti pemerintah Indonesia.
Provokasi yang dibuat oleh OPM di media sosial beragam wujudnya. Ada sebuah akun Facebook yang sengaja menyebar berita bohong bahwa misi pemerintah Indonesia adalah memberantas ras melanesia, sehingga seluruh warga asli Papua jangan mau ikut NKRI. Padahal hoax ini salah besar, karena tidak ada praktik seperti ini di Bumi Cendrawasih.
Fitnah dengan topik SARA sengaja dibuat agar masyarakat Papua antipati terhadap pemerintah pusat. Karena OPM paham, topik tersebut sangat sensitif dan membuat banyak orang jadi emosional. Ketika mereka sudah terpicu, maka akan jarang mengecek apakah berita itu benar atau bohong. Tak heran akhirnya ada yang terjeblos hoax.
Padahal seharusnya tiap orang paham cara mengecek suatu berita, itu hoax dan tidak. Biasanya hoax diawali dengan kalimat provokasi, berisi berita dengan hal yang mengejutkan, dan diakhiri dengan kata ‘sebarkan’. Janganlah kita terburu-buru percaya. Sebagai warga Papua yang baik, maka perlu cek dan ricek sebelum mengeshare berita, apalagi yang berkaitan dengan OPM.
Selain itu, OPM juga memprovokasi agar masyarakat ikut merayakan ulang tahunnya dan menjadi warga negara Republik Federal Papua Barat. Alasannya karena jika Papua merdeka, maka keadaan ekonomi dan sosial akan lebih baik. Selain itu, mereka juga bisa mengelola hasil bumi dan sumber daya alam serta pertambangan sendiri.
Padahal masyarakat sudah paham bahwa saat ini perusahaan tambang sudah milik pemerintah Indonesia, sehingga hasilnya juga untuk seluruh WNI, termasuk warga asli Papua. Mereka juga merasa perhatian pemerintah melalui program otonomi khusus, yang berhasil membangun infrastruktur seperti Jalan Trans Papua, yang memudahkan transportasi.
Masyarakat juga bersyukur akan adanya progam otsus karena memberi beasiswa kepada banyak murid dan mahasiswa, sehingga bisa sekolah dan kuliah dengan lancar. Selain itu, pemuda Papua yang ingin jadi anggota TNI diperbolehkan melalui jalan khusus, yakni jalur otsus. Sehingga mereka bisa melindungi wilayah Bumi cendrawasih yang dicintai.
Mereka juga menolak mentah-mentah rayuan OPM yang seringkali membujuk para remaja, agar mau direkrut jadi pasukan KKB. Walau OPM menjanjikan hidup enak dan senjata api, namun par ABG paham bahwa organisasi itu terlarang dan merupakan kelompok pemberontak. Sehingga harus dihindari jauh-jauh.
Provokasi OPM terus dihindari walau mereka melakukan intimidasi. Masyarakat tidak takut karena makin banyak anggota TNI yang berjaga, khususnya di daerah rawan seperti Intan Jaya. Sehingga merasa aman dan melanjutkan kehidupan sehari-hari, tanpa takut akan ada baku tembak dan pemaksaan dari OPM dan KKB.
Masyarakat Papua sadar bahwa OPM hanya segelintir orang yang ingin merdeka dari Indonesia. Namun mereka tak sadar bahwa saat ini wilayah Bumi Cendrawasih telah maju pesat, berkat adanya program otsus dan perhatian pemerintah pusat yang lain. Buat apa merdeka jika Papua jaya? Masyarakat Papua cinta NKRI dan tidak mau terpengaruh OPM.
Oleh : Agnes Lokbere )* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Solo
TAGS: | nasional |
Berita Terkait
Write a Facebook Comment
Leave a Comments
#sekilas info
Trump dikecam : Pasien virus Corona agar disuntik disinfektan agar sembuh.
25 Apr 2020
#sekilas info
Nilai Pemerintah RI Lambat Cegah Corona, FKM UI: Corona Masuk Sejak Januari
19 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tgl 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 380
13 Apr 2020
#sekilas info
Update Covid-19 Per Tanggal 13 April 2020, Total Kasus Positif 4,557, Meninggal Dunia 399, Sembuh 38
13 Apr 2020
#sekilas info
Naik 337. Update Covid-19 Tgl 9 April 2020, Total Kasus Positif 3.293, Meninggal 280, Sembuh 252
09 Apr 2020
- By AdminJabar
- 09:33:32 / 19 Apr 2024
Traveloka Paylater, Pesan Tiket Pesawat Bisa dicicil
BERITAJABAR.ID - Ketika tekanan pekerjaan semakin berat, dan mulai mempengaruhi kesehatan mental,...
Berita Populer
-
Petronas Temukan Cadangan Minyak di Wilayah Jawa T
Jumat, 16 Jul 2021 - Dilihat 894 Kali